Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Postur APBN 2023 Dianggap Belum Antisipatif terhadap Dampak Resesi

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022. Pemerintah mematok belanja negara dalam RAPBN 2023 sebesar Rp3.041,7 triliun, di antaranya belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.230 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp811,7 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022. Pemerintah mematok belanja negara dalam RAPBN 2023 sebesar Rp3.041,7 triliun, di antaranya belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.230 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp811,7 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai postur APBN 2023 belum mengantisipasi ancaman resesi global. Pandangan itu berangkat dari asumsi terhadap harga minyak mentah yang masih tinggi.

“Padahal sekarang sudah bergerak di US$ 80-85 per barel. Mulai menurun harga minyak mentahnya,” ujar Bhima kepada Tempo, Kamis, 29 September 2022.

“Berarti harga bonanza komoditasnya mungkin bisa berhenti di 2023 atau lebih cepat dari 2023, berpengaruh ke pendapatan PNBP. Nah ini kan juga akhirnya tidak dipersiapkan,” kata Bhima.

Kedua, pemerintah masih menganggarkan belanja birokrasi yang cukup besar pada tahun depan. Belanja tersebut mencakup belanja pegawai, belanja barang, hingga pembayaran bunga utang Rp 400 triliun—yang mungkin akan naik sejalan dengan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman.

RAPBN 2023, kata dia, juga belum mempersiapkan perlindungan sosial. “Spesifik untuk perlindungan sosial itu kalau di APR APBN 2023 itu sekitar Rp 441 triliun. Itu sebenarnya 2,5 persen dari PDB, kalau diukur dari PDB itu kecil sekali,” ujar Bima.

Bhima mengatakan pemerintah perlu memiliki minimal 4 sampai 5 persen anggaran perlindungan sosial untuk mengakomodasi risiko naiknya angka kemiskinan. Sebab, ketika inflasi naik, garis kemiskinan akan turut naik. Akibatnya, kelompok kelas menengah akan turun menjadi orang miskin baru.

Selain menyiapkan perlindungan sosial, Bhima melanjutkan, pemerintah perlu mendorong stimulus bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Misalnya, dengan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR), menaikkan plafon, dan meningkatkan sasaran penerimanya.

Bhima juga menyinggung sektor properti yang akan menjadi sektor paling terdampak. Masalahnya, biaya material naik. Pada saat yang sama, suku bunga akan berpengaruh ke KPR. Karena itu, kata Bhima, pemerintah perlu memberikan perlindungan melalui pemberian insentif.

“Diperbesar belanja, subsidi uang muka, juga dari sisi bunga kredit konstruksi juga  perlu diberikan insentif juga. Biar dari proses pengerjaan konstruki bisa lebih murah juga, dan nanti harga jual properti bisa lebih terjangkau,” ujar Bhima.

Lebih lanjut soal pangan, Bhima mengatakan pemerintah perlu melakukan persiapan dengan menambah subsidi pupuk. Sebab, subsidi saat ini hanya meng-cover sekitar 30 persen dari total kebutuhan pupuk nasional. Sementara itu jika petani harus membeli pupuk nonsubsidi, harganya sangat mahal.

“Jadi pupuk, pengadaan bibit, alsintan (alat mesin pertanian), pendataan sektor pangan atau pertanian juga harusnya menjadi refocusing anggaran 2023,” kata Bhima.”Kalau pemerintah benar-benar ingin sedia payung sebelum hujan mempersiapkan dampak dari ancaman resesi,” katanya.

Baca juga: Jokowi Restui Suntikan PMN Rp 1,97 Triliun ke Adhi Karya untuk Jalan Tol dan SPAM

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

 

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Peningkatan Rig Pengeboran Minyak di Kanada Lemahkan Harga Minyak Mentah Berjangka

5 jam lalu

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Chen Aizhu
Peningkatan Rig Pengeboran Minyak di Kanada Lemahkan Harga Minyak Mentah Berjangka

Harga minyak mentah berjangka memperpanjang penurunan pada akhir perdagangan.


Tidak Hanya Investor Besar, Otorita IKN Juga Bidik UMKM untuk Pembangunan Ibu Kota Baru

1 hari lalu

Suasana proyek pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Progres pembangunan IKN Nusantara secara keseluruhan hingga saat ini telah mencapai 29,45 persen. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Tidak Hanya Investor Besar, Otorita IKN Juga Bidik UMKM untuk Pembangunan Ibu Kota Baru

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan akan mengundang banyak investor bisnis untuk berpartisipasi dalam pembangunan.


Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp 56 Triliun, Nicke Widyawati: Tertinggi Sepanjang Sejarah

3 hari lalu

Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina. Foto : Pertamina
Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp 56 Triliun, Nicke Widyawati: Tertinggi Sepanjang Sejarah

Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengklaim keuntungan Pertamina sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah.


Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

3 hari lalu

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.


Sri Mulyani: Sulit Diprediksi, Harga Minyak Diwarnai Ketidakpastian Global

4 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) RAPBN tahun 2024 dalam Rapat Paripurna ke-23 masa persidangan V tahun 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 19 Mei 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sri Mulyani: Sulit Diprediksi, Harga Minyak Diwarnai Ketidakpastian Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa harga minyak pada 2024 masih akan diwarnai ketidakpastian global.


Menengok Penyebab Resesi Jerman dan Dampaknya

7 hari lalu

Kayu bakar disimpan di luar sebuah rumah di Berlin, ibu kota Jerman, pada 1 November 2022. Kenaikan harga dan krisis energi di Eropa disebabkan Rusia menyetop pasokan gas, pasca perang dengan Ukraina. (Xinhua/Ren Pengfei)
Menengok Penyebab Resesi Jerman dan Dampaknya

Perekonomian Jerman mengalami resesi pada awal 2023 setelah terjadinya kontraksi dua kuartal berturut-turut.


Harga Minyak Jatuh di Tengah Kekhawatiran Permintaan dan Kenaikan Suku Bunga Fed

9 hari lalu

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com
Harga Minyak Jatuh di Tengah Kekhawatiran Permintaan dan Kenaikan Suku Bunga Fed

Harga minyak mentah berjangka WTI untuk pengiriman Juli turun 1,37 dolar AS, atau 1,97 persen, menjadi menetap pada 68,09 dolar AS.


Harga Minyak Mentah Turun Tajam, WTI di Posisi USD 69,46 per Barel

10 hari lalu

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
Harga Minyak Mentah Turun Tajam, WTI di Posisi USD 69,46 per Barel

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir 3,41 dolar AS atau 4,43 persen, menjadi ditutup pada 73,54 dolar AS per barel.


Lima Penyebab Investor Ragu Tanam Modal di IKN, Tak Cuma Masalah Resesi

10 hari lalu

Pembangunan kantor Kementerian Koordinator saat ini sedang berlangsung di pusat pusat pemerintahan di Nusantara, ibu kota masa depan Indonesia di provinsi Kalimantan Timur. (ANTARA/Nyaman Bagus Purwaniawan/uyu)
Lima Penyebab Investor Ragu Tanam Modal di IKN, Tak Cuma Masalah Resesi

Penyebab investor ragu berinvestasi di IKN, antara lain ancaman resesi, kendala pengiriman logistik, sengketa lahan adat, kompleksitas pertanahan, dan lingkungan hidup.


Jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Saja Dampaknya Bagi Negara Lain?

11 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy di Gedung Putih, 22 Mei 2023. REUTERS/Leah Millis
Jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Saja Dampaknya Bagi Negara Lain?

Dampak bila Amerika gagal bayar utang yakni pertumbuhan ekonomi AS tenggelam, 7,8 juta pekerjaan lenyap, suku bunga pinjaman melonjak