TEMPO.CO, Jakarta - Bantuan subsidi upah atau BSU tahap empat akan cair pada Senin, 3 Oktober 2022. Bantuan ini diberikan kepada pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta.
"Iya, kami rencanakan (pada 3 Oktober), kami menunggu data BPJS Ketenagakerjaan, kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi seperti dikutip Bisnis, Kamis, 29 September 2022.
Pemerintah sebelumnya telah mencairkan BSU kepada 7,07 juta penerima yang terbagi atas tiga tahap. Pada tahap I, BSU ini digelontorkan untuk 4,1 juta penerima. Kemudian tahap II diberikan kepada 1,6 juta penerima dan tahap III untuk 1,3 juta penerima.
Untuk proses verifikasi data penerima, Anwar menyebutkan pihaknya masih menunggu BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan akan menyaring peserta aktif hingga Juli 2022 yang memiliki gaji di bawah Rp 3,5 juta per bulan atau di bawah upah minimum provinsi atau kabupaten dan kota.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta penyaluran BSU segera dipercepat. Percepatan ini, kata dia, perlu dilakukan di daerahh-daerah yang jauh dari Ibu Kota.
"Saya akan pantau, tidak semuanya tapi ya, akan saya cek satu per satu," kata Jokowi di Maluku Utara, Rabu, 28 September 2022, seperti dalam keterangan tertulis Kementerian Ketenagakerjaan.
Jokowi kemarin meninjau penyaluran BSU 2022 bersama Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kota Ternate. Bantuan sebesar Rp 600 ribu per orang ini ditujukan kepada para pekerja atau buruh.
Kemenaker mengajukan anggaran subsidi upah sebesar Rp 8,7 triliun untuk disalurkan kepada 14,6 juta pekerja. Sebanyak 4,3 juta pekerja telah menerima subsidi gaji melalui kelompok bank pelat merah himbara, seperti BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri.
Selain BSU, pemerintah mengucurkan bantuan langsung tunai (BLT) BBM. Jokowi menyampaikan secara nasional, penyaluran BLT BBM sudah mencapai 96,6 persen. "Kita harapkan dari penyaluran BLT daya beli konsumsi masyarakat bisa terangkat menjadi lebih baik dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara makro," ucapnya.
BISNIS | ANTARA
Baca juga: Sri Mulyani: Luka yang Disebabkan Pandemi Covid-19 ke Ekonomi Sangat Dalam
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.