TEMPO.CO, Jakarta - PT Hutama Karya melakukan pemeliharaan jalan di Jembatan Sodong dan Jembatan Tendongram, Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), menggunakan sistem pile slab. Pekerjaan itu dipusatkan di titik KM 252+500 hingga KM 254+200 untuk Jembatan Sodong dan KM 248+500 hingga KM 249+600 di Jembatan Tendongram.
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan pekerjaan ini adalah langkah perusahaan meningkatkan layanan bagi pengguna jalan tol. Dia meminta pengguna jalan bebas hambatan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.
“Karena di daerah yang sedang dilakukan pemeliharaan kami diberlakukan traffic management contraflow atau arus berlawanan,” katanya, Rabu, 28 September 2022.
Adapun arus yang semula dari jalur A, arah Terbanggi Besar ke Palembang, dipindahkan ke jalur B ke arah Palembang ke Terbanggi Besar. Koentjoro mengatakan JTTS ini telah banyak membawa manfaat dan peran strategis bagi masyarakat. Di Provinsi Sumatra Selatan, saat ini terdapat dua ruas tol yang dikelola Hutama Karya, yakni Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka).
Jalan tersebut dioperasikan sejak akhir 2019. Kemudian, ruas Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) beroperasi sejak akhir 2017. Koentjoro menuturkan dalam pembangunan jalan bebas hambatan ini, perseroan menemui banyak tantangan. Misalnya, kondisi tanah yang cukup unik dan medan pengerjaan yang cukup menantang. Namun ia mengklaim keberadaannya bisa memberikan manfaat.
"Kehadiran kedua ruas tol ini memangkas waktu tempuh dan mempercepat distribusi logistik yang berdampak pada kualitas hasil pertanian dan perkebunaan yang dikirimkan masih dalam kondisi baik dan fresh,” ujar Koentjoro.
Lebih lanjut, Koentjoro menyampaikan Tol Terpeka telah menjadi akses penghubung antara Provinsi Lampung dengan Provinsi Sumatra Selatan. “Dengan terbukanya akses penghubung ini, akan berkembang pula pembangunan pada kawasan sekitar yang berpengaruh terhadap perekonomian daerah,” katanya.
Sementara itu secara terpisah, Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Dja’far Shodiq mengatakan keberadaan JTTS membawa dampak kemajuan dan daya saing. “Sebelum adanya JTTS, kami sangat bergantung pada jalan nasional dengan lalu-lintas yang padat sehingga waktu pengiriman dan distribusi barang menjadi lebih panjang,” ujar Dja’far.
Baca juga: Kemnaker Jelaskan 2 Penyebab Notifikasi BSU Masih Calon Penerima
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
PARLIZA HENDRAWAN