TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan tingkat menteri bidang perdagangan, investasi, dan industri atau Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Bali pada 22-23 September 2022 menghasilkan kesepakatan baru yaitu Bali Compendium (Kompendium Bali). Kompendium Bali terdiri atas lima hal.
“Pertama, pentingnya investasi berkelanjutan bagi pemulihan ekonomi dan lapangan kerja,” kata Riyatno, Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi, dalam keterangannya, Selasa, 27 September 2022.
Kedua, penyederhanaan prosedur investasi untk meningkatkan investasi berkelanjutan. Dalam hal ini, kesepakatan isu investasi berkelanjutan adalah yang pertama kalinya dirumuskan di G20.
Ketiga, pentingnya untuk mendorong nilai tambah salah satunya melalui hilirisasi serta penguatan kemitraan antara investor asing dan UMKM.
Keempat, pentingnya skema pendanaan iklim yang adil dan merata dalam rangka mendorong investasi berkelanjutan.
Terakhir, penyusunan Kompendium Bali ini akan menjadi acuan bagi negara dalam mendorong investasi berkelanjutan.
Adapun Kompedium Bali merupakan salah satu deliverable konkret untuk isu prioritas investasi pada penyelenggaraan TIIMM 2022. Riyatno menyebut hal ini sebagai sejarah baru sekaligus legacy dari Presidensi G20 Indonesia untuk Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG) yang berada di bawah jalur Sherpa Track.
Selama 5 tahun terakhir penyelenggaraan G20, isu prioritas investasi tenggelam di bawah isu perdagangan tanpa ada deliverable yang konkret, termasuk pada Presidensi G20 sebelumnya di Italia yang hanya berhasil merumuskan deliverable investasi dalam bentuk statement.
Selanjutnya: "Tidak boleh lagi orang melarang kita untuk ekspor komoditas kita.”