TEMPO.CO, Bandung - Penyelenggaraan pasar murah untuk menekan dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM di Kota Bandung sudah memasuki hari keempat. “Total sebesar Rp 408 juta telah dicapai sebagai angka penjualan di 12 titik dan 4 hari,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah dalam keterangan resmi, Selasa, 27 September 2022.
Elly mengatakan, hampir seluruh komoditas yang dijual dapam pasar murah diminati masyarakat. Beberapa barang kebutuhan pokok yang dijual adalah telur, beras, minyak goreng, bawang putih, serta gas elpiji 3 kilogram. Harga semua komoditas sengaja dijual dengan harga di bawah harga pasar.
“Kami menjual dengan selisih harga yang cukup jauh. Telur ayam di kisaran harga Rp 27-28 ribu per kilogram jika ditemui di pasar. Di pasar murah harganya Rp 24 ribu,” kata Elly.
Gas elpiji 3 kilogram juga sengaja dijual di pasar murah karena harga ecerannya di pasaran ikut merangkak naik. “Juga gas elpiji 3 kilogram. Dijual di harga Rp 16 ribu atau harga pangkalan. Sedangkan di pasaran, angkanya sudah mencapai Rp 25 ribu,” kata Elly.
Pemerintah Kota Bandung menyiapkan pasar murah untuk menekan potensi inflasi sebagai dampak kenaikan harga BBM. Penyelenggaraan pasar murah dibiayai dari 2 persen dana transfer pusat untuk menekan dampak kenaikan harga BBM.
Pemerintah Kota Bandung memulai penyelenggaraan pasar murah sejak 19 September 2022. Rencananya pasar murah akan terus digelar hingga 10 Oktober 2022. Penyelenggaraan pasar murah dilakukan bergantian di 30 kecamatan di Kota Bandung.
Elly mengatakan, perpanjangan gelaran pasar murah akan diputuskan setelah tuntas dilakukan di semua kecamatan. “Kami akan selesaikan dulu 30 titik, setelah itu baru kita evaluasi,” kata dia. Adapun pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung tentang harga kebutuhan pokok masih stabil.
Baca: Rupiah Menguat Tipis ke 15.124 per Dolar AS, Analis: Prediksi Resesi Picu Kenaikan Suku Bunga
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.