Sementara, kata dia, jika suku bunga semakin tinggi, akhirnya pertumbuhan ekonomi akan turun. “Amerika akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan di tahun depan, tapi saya lupa angkanya,” kata Tauhid. “Itu yang saya kira memang terjadi di sana.”
Adapun Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman juga menjelaskan bahwa sektor usaha yang paling cepat terdampak adalah sektor-sektor yang berorientasi pada ekspor, terutama terkait komoditas. “Sektor-sektor yang ekspor oriented terutama terkait komoditas paling cepat terdampak,” kata dia.
Namun, Faisal menuturkan, masih sangat kecil kemungkinan Indonesia mengalami resesi. Salah satunya karena mayoritas ekonominya ditopang oleh kegiatan ekonomi domestik seperti konsumsi rumah tangga.
Menurut dia, dampaknya yang mungkin terasa adalah penurunan kinerja ekspor karena permintaan global turun, dan harga konomditas juga kemungkinan turun. Jadi Indonesia bisa kembali mengalami defisit neraca dagang, selain itu, seiring harga komoditas yang turun, penerimaan negara terurama dari Programme National de Développement Participatif (PNDP) bisa turun juga.
“Jadi indikasi yang bisa dilihat paling cepat adalah turunnya kinerja ekspor, nercara dagang yang brisiko kembali defisit, dan penerimaan negara yang turun,” ujar Faisal lebih jauh menjelaskan tentang ancaman resesi tahun depan. “Selain itu, tekanan akan dirasakan pada nilai tukar rupiah karena investor cenderung akan mengalihkan dananya ke safe haven seperti dolar AS."
KHORY ALFARIZI | CAESAR AKBAR
Baca: Cara Cek Penerima BSU Subsidi Upah 2022 Tahap 3 Beserta Syaratnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.