TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan masalah investasi mangkrak mulai terselesaikan. Dari total Rp 708 triliun investasi yang tak terurus, sebesar Rp 584 triliun ia klaim sudah terealisasi dan sisanya masih dalam proses.
"Rp 100 triliun lebihnya masih kami proses," ujar Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian Investasi, Jakarta Selatan pada Senin, 26 September 2022.
Menurut Bahlil, masalah investasi mangkrak bukan terjadi karena ada kendala perizinan, melainkan lantaran pandemi Covid-19. Situasi pandemi membuat sebagian penguaha menunda realisasi investasinya.
Bahlil sempat tak yakin dapat menyelesaikan 100 persen investasi mangkrak yang sudah dia petakan sejak menjabat pada 2019. Ia mengakui upaya penyelesaian investasi mangkrak bukan perkara mudah. Ia pun sempat pesimistis seluruh investasi yang mangkrak di Indonesia dapat terselesaikan.
Bahlil berujar pesimisme terhadap penyelesaian investasi mangkrak bukan disebabkan oleh keengganan BKPM mendorong penyelesaian masuknya investasi pada proyek-proyek yang sudah direncanakan. Namun, kondisi keuangan investor tidak memungkinkan.
"Investornya yang mungkin tadinya dia kondisinya bagus perusahaannya, di era Covid-19 dan kondisi global yang tidak menentu, akhirnya dia kekurangan pembiayaan internal," kata Bahlil.
Bahlil juga menyebutkan terdapat empat masalah yang menyebabkan investasi mangkrak di Indonesia. Salah satunya karena hantu investasi. "Itu adalah persoalan-persoalan yang tidak dideteksi secara rasionalitas teoretis ekonomi, tetapi faktanya ada. Dalam bahasa saya, mohon maaf sedikit menohok, yaitu seperti hantu. Dapat dirasakan enggak bisa dipegang," ujar Bahlil.
Persoalan itu dapat dirunut dengan adanya beberapa temuan. Namun, menurut dia, tidak ada instrumen atau regulasi yang bisa mendeteksinya. Adapun tiga persoalan lainnya adalah tumpang tindih peraturan di pemerintah pusat dan daerah, adanya ego sektoral antara kementerian dan lembaga, serta persoalan tanah.
Dari Rp 708 triliun investasi mangkrak, salah satu yang telah direalisasikan adalah pabrik petrokimia Lotte di Cilegon. Contoh lainnya adalah proyek Pertamina Rosneft di Tuban, dengan nilai investasi sebesar Rp 213 triliun.
RIANI SANUSI PUTRI | CAESAR AKBAR
Baca juga: Bahlil Sebut dari 2.078 Izin Usaha Pertambangan yang Dicabut, 90 Sudah Dipulihkan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.