TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut industri ayam di Indonesia hanya dikuasai oleh tiga perusahaan. Akibatnya, usaha kecil dan menengah atau UKM sering kalah saing dengan perusahaan-perusahaan itu.
"Banyak sekali UKM tidak kebagian. Industri ini dikuasai 99 persen (dikuasai) oleh dua sampai tiga perusahaan," tuturnya saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat pada Ahad, 25 September 2022.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak membeberkan nama-nama perusahaan yang ia maksud. Ia hanya menyebut perusahaan-perusahaan ini mendominasi teknologi grand parent stock (GPS). Teknologi GPS memungkinkan satu ekor induk ayam menghasilkan 65 anak.
Dari 65 anak ayam, kata dia, indukannya bisa menetaskan lagi ribuan ekor. "Cepat sekali, bisa 500 ribu ekor nanti. Sebanyak 500 ribu itu bisa menghasilkan miliaran ayam dalam waktu singkat," kata dia.
Zulkifli menuturkan Kementerian Perdagangan akan merumuskan kebijakan untuk mengatur tata niaga ayam. Kementerian bakal bekerja sama dengan asosiasi pedagang.
"Kalau enggak ada asosiasi, bisa kaya semua perusahaan itu," ujar Zulkifli.
Tak hanya industri ayam, perusahaan pakan ternak pun dikuasai oleh dua perusahaan jumbo. Zulkifli menyebut keduanya adalah PT Japfa Indonesia dan PT Charoen Pokphand Indonesia. Kedua perusahaan ini, ucap dia, juga membuka warung telur di pasar transisional dengan teknologi mesih beku.
Zulkifli menyatakan berjanji penataan kembali industri ayam dan pakannya penting dilakukan agar pelaku UKM tidak tergerus korporasi besar. "Kalau dia buka seperti itu, mati lah itu ibu-ibu pedagang ayam. Jadi itu harus ditata sehingga UKM ini bisa berkembang," tuturnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca: PLN Beri Pendampingan ke Masyarakat Penerima Kompor Listrik: Sampai Benar-benar Mandiri
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.