TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi V DPR, Suryadi Jaya Purnama, meminta pemerintah membatalkan rencana kenaikan tarif tol. Dia menilai angka inflasi semakin tinggi karena kenaikan tarif tol akan menjadi tambahan beban masyarakat setelah harga BBM atau bahan bakar minyak naik.
“Kami juga berpandangan jika tarif jalan tol dinaikkan dengan alasan penyesuaian terhadap pengaruh laju inflasi, kenaikan ini justru berpotensi semakin menaikkan laju inflasi akibat naiknya biaya logistik,” kata Suryadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 23 September 2022.
Suryadi mengatakan Indonesia masih dalam masa pemulihan krisis akibat pandemi Covid-19. Sementara kinerja transportasi masih dalam proses pemulihan. Tak hanya itu, menurut dia, biaya logistik di Indonesia masih sangat tinggi.
Suryadi menjelaskan, berdasarkan penelitian Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia tahun 2017 ongkos logistik Indonesia mencapai 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan sejumlah negara ASEAN lainnya, seperti Thailand (13,2 persen), Malaysia (13 persen) dan Singapura (8,1 persen).
Suryadi mengingatkan bahwa kenaikan tarif tol berpotensi menyebabkan beralihnya jalur logistik.
“Banyak truk yang akan kembali melewati jalur kota yang lebih terjangkau biayanya sehingga menjadi tidak sesuai dengan tujuan dibangunnya jalan tol menurut Pemerintah, yaitu sebagai backbone dalam konektivitas antarwilayah dan efisiensi biaya logistik di Indonesia,” ungkap Suryadi.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, memastikan tidak akan menunda penyesuaian tarif tol hingga akhir tahun ini. Basuki menyebut penundaan penyesuaian tarif tol hanya berlaku saat pandemi Covid-19, yang berdampak pada turunnya volume lalu lintas kendaraan. Ketika kondisi ekonomi mulai bergerak, maka penyesuaian tarif tetap diberlakukan.
"Kami selalu survei kemampuan membayar masyarakat, selama penyesuaian di bawah willingness to pay kami akan sesuaikan," ujarnya saat tinjauan proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi Sukabumi, Selasa, 20 September 2022, dikutip dari Bisnis.com.
Basuki menyebut pertimbangan untuk penyesuaian jalan tol adalah menjaga agar kondisi investasi jalan tol tetap terjaga. Pasalnya, penyesuaian tarif jalan tol juga akan berdampak terhadap pengembalian investasi yang telah dikeluarkan selama proses pembangunannya.
”Nanti [jika ditunda] pelayanan tol juga akan terganggu, iklim investasinya juga terganggu,” ungkap Basuki.
RIRI RAHAYU | BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini