TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan memperkirakan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. akan mulai mencetak laba pada tahun ini atau 2022. Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban mengatakan keuangan Garuda bisa membaik seiring dengan restrukturisasi perusahaan.
“Kalau kita lihat performa keuangan di 2022 diharapkan Garuda masih bisa mencatat laba sebagai bagian dari restrukturisasi finansial. Namun ke depan kita bisa melihat laba operasional Garuda akan membaik,” kata Rio dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis, 22 September 2022, seperti dikutip dari Antara.
Selama Covid-19, Garuda mengalami penurunan jumlah penumpang. Pada 2020, penumpang pesawat maskapai pelat merah itu menyusut hingga 52 persen. Volume kargo yang diangkut pun menurun sampai 30 persen.
Adapun pada akhir 2021, perusahaan tercatat membukukan kerugian yang diatribusikan ke entitas induk senilai US$ 4,16 miliar atau setara dengan Rp 62 triliun. Namun per Juni 2022, pendapatan usaha Garuda sudah lebih besar dari beban usaha ketimbang 2021 dan 2020. Selisih aset dan liabilitas juga membaik.
“Per Juni 2022 ada pertumbuhan baik dari jumlah penumpang maupun available seat per kilometer. Kita lihat proyeksi tren pangsa pasar Indonesia berupa jumlah penumpang Garuda juga akan tumbuh,” katanya.
Pada saat yang sama, Garuda Indonesia melakukan sejumlah insiaitif untuk memperbaiki kinerja keuangan. Misalnya, melakukan penerbangan ke rute-rute yang menguntungkan secara operasional, bersinergi dengan Citilink untuk rute yang akan ditawarkan pada masa depan, dan menegosiasikan penurunan taris sewa pesawat.
Pemerintah juga berencana memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Garuda Indonesia senilai Rp 7,5 triliun. Bantuan yang terdiri atas Rp 4,5 triliun untuk maintenance dan restorasi serta Rp 3 triliun untuk modal kerja.
“Penyelamatan penerbangan nasional menjadi urgensi pemberian PMN kepada Garuda Indonesia yang akan dilakukan setelah rencana pendampingan PKPU Garuda di homologasi. Kita melihat rencana perseroan berperan penting dalam menjaga aksesbilitas antar pulau di Indonesia,” ucapnya.
ANTARA
Baca juga: Garuda Rugi Rp 62 Triliun pada 2021, Dirut Klaim Kinerja Pulih dalam 2-3 Tahun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini