TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah karena telah optimal menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) selama pandemi Covid-19. Namun, dia meminta agar tiap-tiap instansi tidak terlena dan berpuas diri dengan prestasi yang dicapai saat ini.
Sebab, negara masih menghadapi tantangan fiskal setelah pandemi Covid-19. “Karena tantangan sekarang bergeser, pandemi, kemudian dampak terhadap ancaman jiwa itu luar biasa, tapi hari ini dunia dihadapkan oleh tantangan yang berbeda. Bahkan jauh lebih rumit dari implikasi keuangan negara,” ujar dia dalam acara Rakernas Akuntansi Pelaporan Keuangan Tahun 2022, di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis, 22 September 2022.
Sri Mulyani merincikan tantangan yang ia maksud tersebut. Di antaranya, inflasi dunia yang sangat tinggi karena distrupsi harga pangan, minyak, energi, hingga kenaikan suku bunga capital flow yang semakin folktale. Semuanya, kata dia, akan mempengaruhi seluruh asumsi yang digunakan dalam menyusun APBN.
“Jelas itu akan menjadi suatu tantang yang tidak mudah. Gejolak-gejolak maupun dinamisme yang terjadi itu tidak boleh di-underestimate,” kata dia. “Tapi harus tetap berfungsi sebagai penjaga negara dan bangsa, harus tetap memiliki fungsi alokasi, distribusi, dan stabiliasasi.”
Sri Mulyani menginginkan Indonesia tidak menjadi negara yang jika ada tantangan, lalu berhenti dan mundur. Dia ingin pemerintah tetap maju, namun tetap memperhitungkan seluruh risikonya dengan matang.
Menteri Keuangan juga berharap tantangan tersebut bisa dipahami oleh seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Sehingga, kendati menghadapi situasi yang tidak menentu, negara dapat mengukir prestasi.
“Artinya luar bisa, kalau prestasi pada situasi biasa ya bolehlah, tapi kalau prestasi dalam tantangan yang luar biasa, Anda boleh diacungi jempol,” ucap dia.
Selain itu, Sri Mulyani berharap semua penyelenggara negara bisa menjaga APBN dan APBD secara bertanggung jawab. “Untuk menjadi instrumen bagi Indonesia agar pulih lebih cepat bangkit lebih kuat, recover together recover stronger,” ujar Sri Mulyani.
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan APBN selama ini telah berfugsi sebagai shock absorber di tengah kenaikan serta krisis harga pangan dan energi. Karena itu, transparansi penggunaan APBN penting untuk meningkatkan kepercayaan publik. “Agar terus membangun untuk terus maju meskipun tantangan yang dihadapi tidak selalu mudah,” tutur Sri Mulyani.
Baca: Cerita Mantan Karyawan Shopee: Nyesek, Kenapa Hanya Dikasih Waktu Sehari
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini