TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu, 21 September 2022. IHSG bergerak di level 7.196,87 saat perdagangan Bursa Efek Indonesia dibuka, setelah kemarin di tutup di level 7.196,95. Tapi hingga pukul 09.18 IHSG melemah 0,27 persen ke level 7.177,47.
Vice President sekaligus Senior Analis Teknikal PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih mengatakan, IHSG sejak kemarin sebetulnya berpotensi terus menguat setelah membentuk double doji. Namun, penguatannya tertahan di area distribusi atau supply zone di level 7.230-7.300.
"Namun supply area di 7.230-7.300 masih menahan penguatan lebih lanjut. Bahkan jika indeks gagal bertahan di atas 7.160, maka pelemahan bisa berlanjut ke 7.100-7.050," kata Alfatih melalui keterangan tertulis, Rabu, 21 September 2022.
Dengan pergerakan IHSG ini, Alfatih menyoroti sejumlah saham yang perlu dicermati oleh para investor. Saham ADRO misalnya yang kemarin di tutup di level 3.890. Harga saham ini dalam dua pekan terakhir sudah konsolidasi di area tinggi pola upchannel sejak Januari 2022.
"Kemungkinan jangka pendek menengah akan menjadi bearish jika tembus dan bertahan ke bawah 3.860. Pelemahan ini bisa capai 3.700-3.550. Kenaikan di atas 3.970 dapat menunda sentimen bearish," ujar Alfatih.
Selanjutnya sahan BNBR yang kemarin di tutup di level 56. Level harga kemarin itu terbilang rebound. Saham yang sangat bergejolak atau volatile ini, terlihat polanya sejak pertengahan Agustus 2022, maka rebound yang terjadi itu menurut Alfatih sudah di area demand, sehingga berkemungkinan menguat ke area supply 54-58-61 dengan atas risiko 53.
ICBP kemarin ditutup di level 8.875. Harga saham tersebut kemarin kembali menguat. Pola sejak pertengahan Juli 2022 memberi potensi kenaikan ke level 9.000-9.175 dengan batas risiko 8.750.
Kemudian, RAJA kemarin harganya di tutup di level 1.040. Harga kemarin itu, menurut Alfatih, sedang menguji trendline pola kenaikan sejak Juni 2022. Sentimen bearish jangka pendek dapat menekan harga hingga 980-890, lalu ke 775. Kenaikan di atas 1.080 dapat menunda sentimen bearish.
Terkahir adalah saham SMGR yang kemarin ditutup di level 7.200. Harga kemarin itu menguat, namun masih tertahan di trendline pola sejak Januari 2022 di 7.225. Kemungkinan harga akan konsolidasi di level 7.050-7.450, dengan bias bullish.
"Potensi kenaikan ke 7.700-7.850. Pola Juli sampai September 2022, double bottom, pola sejak November 2021, berpotensi jadi inverted head and shoulders dengan atas risiko 6.950," kata Alfatih.
Baca: Selain Bjorka, Ada 11 Juta Ancaman Siber Terdeteksi di Indonesia
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.