TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim lembaga pengelola dana abadi alias sovereign wealth fund, Indonesia Investment Authority atau INA, sudah bersedia untuk terjun dalam proyek pengembangan proyek Liquid Natural Fas (LNG) Lapangan Abadi di Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Meski sampai saat ini, INA belum secara terbuka menyatakan kesediaan mereka.
"Kemarin dalam diskusi dengan INA enggak ada masalah, mereka cari partner," kata Bahlil saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 19 September 2022.
INA akan terjun bersama PT Pertamina (Persero) dan satu lagi perusahaan mitra yang bekerja sama membentuk konsorsium. Konsorsium inilah yang akan mencaplok 35 persen hak partisipasi Shell di Masela. "Enggak ada masalah," kata Bahlil.
Bahlil menyebut mitra yang dicari untuk konsorsium adalah perusahaan yang punya teknologi untuk mengambil gas di bawah laut layaknya Shell. Karena INA dan Pertamina memang tidak punya teknologi semacam itu. "Mau enggak mau harus cari partner investor yang punya teknologi, sekarang lagi diekrjaan," kata dia.
Tak Jalan Sejak 2019
Semula, Blok Masela akan digarap oleh Inpex Masela Ltd, anak usaha Inpex Corporation asal Jepang (pemegang hak partisipasi 65 persen) dan Shell Upstream Oversears Ltd, anak usaha Royal Dutch Shell plc asal Belanda (pemegang hak partisipasi 35 persen).
Tetapi karena saat itu harga minyak rendah, maka Shell dikabarkan mundur yang membuat pengerjaan proyek ini ikut molor. Pengerjaan proyek ini tak kunjung jalan dari yamg semula ditargetkan berproduksi pada 2024. Padahal, pemerintah sudah menyetujui revisi rencana pengambangan atau plan of development (POD) pada 2019.
Agar proyek kembali jalan, pemerintah bersiap mencaplok 35 persen hak partisipasi Shell di Masela. Salah satu yang ditugaskan adalah PT Pertamina (Persero). Pada 4 Agustus lalu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mendorong Pertamina segera merampungkan kajian pengambilan sebagian hak partisipasi Blok Masela yang ingin dilepas Shell pada September 2022.
"Kami mengharapkan Agustus atau September ini Pertamina bisa menyelesaikan studinya mengenai data-datanya segera. Rencananya Inpex akan mengajukan project-nya mulai jalan cepat lebih efektif di tahun depan," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dikutip dari Bisnis.com pada 4 Agustus 2022.