TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung menggelar pasar murah untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM.
"Masyarakat bisa mendapatkan beberapa barang atau komoditi pokok yang lebih murah dari harga pasaran yang sekarang beredar,” kata Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Meiwan Kartiwa, dalam keterangan tertulis, Senin, 19 September 2022.
Pasar murah tersebut dibiayai dari dana bantuan yang diambil dari 2 persen dana transfer umum yang untuk menekan inflasi sebagai dampak kenaikan harga BBM yang salah satunya dengan membiayai pasar murah. Dari Rp 9,2 miliar dana yang disiapkan, Rp 544 juta dipergunakan untuk menggelar pasar murah.
“Anggaran ini digunakan untuk memfasilitasi tenda, makan minum para peserta, dan sosialisasi di 30 kecamatan,” kata Meiwan.
Meiwan mengatakan, pasar murah yang akan diselenggarakan bergantian di 30 kecamatan di Kota Bnadung dimulai hari ini, Senin, 19 September 2022. Pasar murah hari pertama digelar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Rancasari, Cinambo, dan Kiaracondong.
Sejumlah komoditas dipilih untuk dijajakan di pasar murah dengan harga di bawah harga pasar. Komoditas yang dijual di pasar murah tersebut adalah telur, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, gula, beras, sabun, hingga gas elpiji 3 kilogram.
“Ada 18 kecamatan yang menjual gas LPG 3 kg. Lalu kita lihat juga apakah di kecamatannya butuh atau tidak? Seperti hari ini hanya Kiaracondong yang mengajukan untuk menjual gas 3 kilogram,” kata Meiwan.
Bawang merah misalnya dijual Rp 28 ribu di bawah harga pasar di Kota Bandung yang berkisar antara Rp 30-35 ribu per kilogram. Bawang putih Rp 24 ribu dengan harga pasar Rp 25-28 ribu per kilogram. Lalu telur dijual Rp 24 ribu dengan harga pasar Rp 28 ribu per kilogram.
Meiwan mengatakan, telur termasuk yang diburu warga. “Telur itu kita jual Rp 24.000 per kilogram. Sementara di pasaran itu masih di angka Rp 28.000 per kilogram. Tadi informasi di Rancasari, 100 kg telur yang kita siapkan sudah habis terjual,” kata dia.
Pasar murah rencananya akan digelar hingga 11 Oktober 2022 bergantian di 30 kecamatan di Kota Bandung. Pasar murah setiap pekan digelar hari Senin, Rabu, dan Kamis mulai pukul 9 pagi hingga 2 siang. Pemerintah Kota Bandung menggandeng sejumlah pihak untuk menggelar pasar murah tersebut, di antaranya Bulog, Wilmar, CV Bagus, dan Indomarco.
Lilis, warga Kelurahan Sukapura Kecamatan Kiaracondong membeli beras 25 kilogram, minyak goreng, dan telur setelah mengantre lama. “Harganya lebih murah. Di sini beras 5 kg harganya Rp 42.000. Kalau di pasar itu Rp 95.000. Saya beli sampai lima kantong beras,” kata dia dikutip dari keterangannya, Senin, 19 September 2022.
Sebelumya Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema sumarna mengatakan, tim inflasi daerah diminta untuk memantau pergerakan harga komoditas dengan naiknya harga BBM. “Saat ini ada pergerakan kenaikan beberapa komoditi. Kita jaga kalau terjadi lompatan harga yang tidak terkendali," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 September 2022.
Laporan data, kata Emma, kemudian diintensifkan agar semua pasar dipantau. "Sebanyak 32 pasar tradisional dan pusat perbelanjaan terutama pergerakan komoditas cabe, beras, bawang, telur, daging sapi."
Ema mengatakan, pemerintah kota menyiapkan dana Rp 9,291 miliar dari 2 persen dana transfer daerah untuk penanggulangan dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM. Dana tersebut dipergunakan di antaranya untuk mengadakan pasar murah, bantuan modal pelaku UMKM, serta program padat karya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.