Adapun pendapatan Sea Group, perusahaan induk Shopee, pada kuartal kedua tahun 2022 mencapai US$ 2,94 miliar atau sekitar Rp 43.853 triliun didorong oleh kenaikan pendapatan Shopee. E-commerce milik Sea Group tersebut melonjak 51 persen yoy atau US$ 1,75 miliar atau senilai Rp 26.103 triliun pada kuartal II 2022.
Bila dibandingkan periode serupa tahun lalu, Shopee mencatatkan pendapatan senilai US$ 1,16 miliar atau senilai Rp 17.302 triliun. Sementara pendapatan Sea Money melejit 214 persen yoy dari sebelumnya US$ 88,7 juta atau senilai Rp 1,312 triliun menjadi US$ 279 juta atau senilai Rp 4,162 triliun.
Sedangkan, Garena, bisnis gim milik Sea Group mencatatkan penurunan untuk tiga kuartal berturut-turut sebesar 12 persen atau US$ 900,3 juta atau Rp 13.430 triliun. Pada periode serupa pada tahun lalu Garena membukukan pendapatan US$ 1,02 miliar atau senilai Rp 15.215 triliun.
Walau pendapatan Sea Group meningkat, perusahaan juga mencatatkan kenaikan rugi menjadi US$ 931,2 juta. Angka kerugian itu melonjak naik 115 persen dari sebelumnya di US$ 433,7 juta.
2. Shopee sudah lakukan serangkaian efisiensi
Beragam langkah efisiensi telah dilakukan Shopee sebelum akhirnya mem-PHK sejumlah karyawannya. Sumber Tempo menyebutkan tak hanya berbagai fasilitas tak lagi diberikan kepada karyawan untuk menekan biaya, salah satunya adalah penghematan dari biaya perjalanan bisnis.
Sejumlah program promo juga dikurangi, namun manajemen memastikan hal tersebut tidak mengurangi kepuasan para pelanggan Shopee. Antisipasi akan masa depan yang tak pasti tetap harus dilakukan, menurut sumber Tempo itu, meskipun iklim bisnis di Indonesia terbilang paling bagus bila dibandingkan negara-negara lain.
3. Seiring dengan fokus perusahaan secara global
Kebijakan Shopee Indonesia ini tak lepas dari fokus perusahaan global yang tengah menggenjot efisiensi. Jajaran direksi induk Shopee dan Garena, Sea Ltd. sebelumnya mengumumkan memutuskan tak mengambil gaji untuk melindungi perusahaan dari perlambatan ekonomi yang mengancam perusahaan teknologi.
Selain mengorbankan gaji, para pejabat di jajaran eksekutif perusahaan juga memperketat kebijakan pengeluaran. “Tim kepemimpinan telah memutuskan bahwa kami tidak akan mengambil kompensasi tunai sampai perusahaan mencapai self-sufficiency,” kata Chief Executive Officer Sea Ltd Forrest Li dalam internal memo perusahaan kepada perusahaan, seperti dikutip Bloomberg, Jumat, 16 September 2022.