TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Pembuat Komitmen Urban Transport LRT Jabodebek dari Kementerian Perhubungan, Ferdian Suryo Adhi Pramono, menampik pembangunan depo kereta layang ringan di Depok terhambat. Ia mengatakan masalah pembangunan depo ini hanya soal pembebasan lahan.
“Kendala awal hanya pembebasan lahan yang secara total baru selesai di akhir 2020,” ujar dia kepada Tempo, Ahad malam, 18 September 2022.
Pembangunan depo di Bekasi yang tak kunjung selesai membuat operasional LRT molor. Operasional LRT Jabodebek yang semula dijadwalkan berlangsung Agustus 2022 mundur menjadi Juni 2023. Padahal, di luar depo, sebagian sarana sepur ringan itu sudah selesai dibangun.
Selain persoalan depo, Ferdian mengatakan pihaknya masih perlu melakukan uji dinamis di lintasan kereta. Ada keterbatasan jalur untuk proses uji kereta yang digerakkan oleh aliran listrik third rail.
Tak hanya itu, Ferdian menuturkan ada beberapa faktor yang membuat kereta layang ringan tak kunjung beroperasi secara komersial. “Pengujian integrasi sistem operasi atau persinyalan, pengujian sistem di sarana yang belum selesai maupun untuk kebutuhan pelatihan sumber daya manusia," ucap Ferdian.
Pada Mei 2022, Ferdian menjelaskan, 21 rangkaian kereta yang siap beroperasi sudah dikirim ke Stabling Yard Depo. Sementara itu, enam rangkaian kereta lainnya masih di lintasan untuk untuk dilakukan uji coba, baik pengujian kekuatan struktur oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan atau KKJTJ dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun pengujian oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub.
Sebelumnya, data hasil evaluasi dari Crossrail International Ltd—konsultan perkeretaapian asal Inggris—yang dikemas dalam laporan peninjauan ahli berjudul “Operation Readiness LRT Jabodebek” terungkap. Laporan yang ditujukan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan itu merupakan hasil tinjauan konsultan yang berjalan selama lima pekan—termasuk satu pekan untuk menyiapkan presentasi perwakilan Crossrail. Laporan Crossrail rampung pada 6 April 2022.
Dari salinan yang didapat Tempo, entitas milik Departemen Transportasi Pemerintah Inggris itu merangkum temuan masalah yang dituangkan dalam empat bagian laporan. Salah satu persoalan dalam catatan itu adalah ketidaksiapan depo LRT Jabodebek di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Poin 4,2 dan 4,3 tinjauan Crossrail menyebutkan bahwa depo sebagai garasi ramngkaian kereta belum siap menampung armada LRT yang diproduksi serta dikirim oleh PT INKA pada Oktober 2019, dilanjutkan secara bertahap hingga tahun lalu. Sebagian armana ditempatkan di atas rel, baik untuk diuji coba maupun parkir.
Saat gedung depo belum selesai dibangun, infrastruktur teknis untuk sistem grade of automation (GOA) level 3—teknologi pengendalian kereta tanpa masinis—sudah dipasang. Ada juga catatan soal kelemahan proses perizinan di depo LRT.
“Peralatan konstruksi jalur sudah ada di lokasi, tapi persetujuan untuk membangun jalan akses depo masih tertahan. Hal ini bisa memicu penundaan waktu,” berikut bunyi laporan itu seperti dikutip dari Koran Tempo Edisi Sabtu, 17 September 2022.
Sementara itu pada poin 2,24, Crossrail juga menyinggung soal kekeliruan pemahaman istilah operational readiness. PT KAI sebagai calon pengelola proyek sepur berkecepatan rata-rata 40 kilometer per jam ini dianggap hanya menilai kesiapan operasi berdasarkan penyelesaian system integration testing. Padahal, tahap itu hanya satu dari banyak elemen operation rediness lainnya.
Kepala Divisi LRT Jabodebek dari PT KAI Mochamad Purnomosidi mengatakan manajemen sudah mempelajari laporan dari Crossrail. Namun, dia menyebutkan banyak temuan konsultan tersebut yang sudah diklarifikasi. “Sebagian kecil kami adopsi, tapi kebanyakan kami luruskan,” katanya.
Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Perseo) Tbk, Pundjung Setya Brata juga mengkonfirmasi hasil tinjauan Crossrail. “Semua pemangku kepentingan bersama-sama menindaklanjuti sesuai dengan lingkup masing-masing,” ucap dia.
KHORY ALFARIZI | YOHANES PASKALIS | KORAN TEMPO
Baca juga: LRT Jabodebek Dievaluasi Konsultan Inggris, Depo Belum Siap
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini