TEMPO.CO, Jakarta - Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra mengklaim harga telur rata-rata mencapai Rp 27 ribu per kilogram.
"Meski ada beberapa daerah yang masih tinggi," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 18 September 2022.
Misalnya, kata dia, di Palu satu papan telur itu isinya 30 butur, harganya mencapai Rp 65 ribu. Satu papan tersebut berisi hampir 2 kilogram telur. Tapi, menurutnya, harga telur sekarang mulai menuju Rp 60 ribu per papan.
"Antara Rp 27 ribu per kilogram, sampai daerah yang terjauh itu Rp 30 ribuan," kata dia.
Ia mengatakan banyak komponen yang menjadikan harga telur naik yaitu pakan ternak, biaya angkutan, dan lainnya. Namun menurutnya kini biaya dari komponen-komponen tersebut sudah mulai stabil.
Menyitir dari laman Informasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional harga rata-rata telur hari ini, Ahad, 28 Agustus 2022 masih melonjak, yaitu Rp 30.300 per kilogram. Laman Info Pangan Jakarta pun mencatat harga rata-rata telur masih di angka Rp 28.360 per kilogram.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasam mengatakan kenaikan harga telur terkadi akibat kerugian yang dialami para peternak pada masa pandemi. Saat itu harga telur jatuh hingga Rp 14 ribu per kilogram. Karena itu, para peternak telur afkir dini, yaitu pemotongan induk ayam petelur untuk dijual sebagai ayam potong.
Penyebab lainya, menurut Zulkifli, karena pasokan telur berkurang bantuan sosial berupa bahan pangan yang diberikan Kementerian Sosial ke daerah-daerah.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri meminta agar persoalan di lapangan seperti persoalan pangan, petelur, persoalan distribusi menjadi fokus Kementerian Perdagangan.
Abdul mengatakan telur adalah komoditas yang cukup besar permintaannya. Jika tinggi harganya, maka akan jadi masalah. Ia berharap Kementerian Perdagangan segera menyelesaikan persoalan tingginya harga telur.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini