TEMPO.CO, Jakarta - Para mahasiswa baru Politeknik Tempo Angkatan 2022/2023 mengikuti Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) hari keempat pada Kamis, 15 September 2022. Acara kali ini menghadirkan Direktur Utama PT Tempo Inti Media, Tbk, Arif Zulkifli sebagai pembicaranya.
Selama satu setengah jam, Arif Zulkifli, yang biasa disapa Azul, berbagi pengalaman dan nilai-nilai Tempo kepada segenap mahasiswa baru Politeknik Tempo Angkatan 2022/2023. Dipandu oleh MC Nailatul Mahfudloh dan Moderator Rachma Tri Widuri, Azul menjelaskan bahwa nilai-nilai yang dianut Tempo tak bisa dilepaskan dari sosok penggagas dan pendiri Tempo.
Adapun penggagas Tempo adalah Goenawan Mohamad, Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, Usamah, Eric Samola, dan Christianto Wibisono.
Azul mengatakan bahwa sejak awal berdiri tahun 1971, Majalah Tempo sering digawangi seniman sehingga pendekatannya menjadi unik dan berbeda jika dibandingkan dengan media lain. Seiring berjalannya waktu, isi Tempo semakin berani dan serius.
Adapun Tempo sempat mengalami pasang surut sejak 51 tahun silam. Tempo pernah dilarang terbit dua kali. Pembredelan yang terakhir terhitung cukup lama yakni dari 1994, hingga akhirnya diizinkan terbit lagi setelah reformasi tahun 1998.
“Saat terbit kembali dunia sudah berubah. Sudah mulai ada Internet dan semua orang bisa menjadi sumber informasi sehingga menyebabkan kesimpangsiuran berita. Oleh sebab itu, Tempo yang baru lahir kembali mengambil posisi jelas yakni sebagai penjernih informasi dan menyajikan cerita di balik berita,” ujar Azul.
Pada sesi diskusi, salah satu mahasiswa baru Politeknik Tempo Program Studi Manajemen Pemasaran Internasional, Syanaz, bertanya bagaimana Tempo bisa tetap netral sekaligus bisa bertahan. Menjawab pertanyaan tersebut, Azul menjelaskan bahwa dalam media tidak ada istilah netral. Tempo sangat mengedepankan sikap objektif dan independen.