TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat nilai ekspor Agustus 2022 mencapai US$ 27,91 miliar. Bila dibandingkan dengan periode serupa tahun 2022 (year on year atau yoy), nilai ekspor tersebut naik 30,15 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, nilai dan volume ekspor produk migas, khususnya minyak, masing-masing naik sebesar 64,46 persen dan 79,7 persen. "Karena ada pengaruh peningkatan rata-rata harga agregat sebesar 52,31 persen," katanya, dalam konferensi pers, Kamis, 15 September 2022.
Sedangkan nilai dan volume ekspor nonmigas secara yoy masing-masing naik 28,39 persen dan 9,38 persen. Harga-harga nonmigas secara agregat juga meningkat 17,38 persen.
"Secara month to month, seluruh sektor mengalami kenaikan ekspor kecuali untuk sektor pertambangan yang mengalami penurunan," ucap Setianto.
Bila dirinci penopang ekspor Indonesia terbesar pada bulan lalu adalah sektor industri, yaitu sebesar US$ 11,79 miliar. Kemudian sektor tambang senilai US$ 55,95 miliar, sektor pertanian US$ 0,46 miliar, dan sektor migas sebesar US$ 1,72 miliar.
NIlai ekspor Agustus 2022 juga naik 9,17 persen ketimbang bulan sebelumnya. Adapun ekspor komoditas migas dan nonmigas tercatat meningkat 8,24 persen dan 25,59 persen secara month to month.
Faktor pendorong ekspor nonmigas tersebut utamanya adalah peningkatan yang terjadi untuk komoditas lemak dan minyak nabati atau hewani.
Peningkatan ekspor komoditas lemak dan minyak nabati atau hewani mencapai 25,40 persen. Selanjutnya pada posisi kedua ekspor terbesar yaitu pada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya. Kenaikan ekspornya mencapai 21,16 persen.
Sementara untuk ekspor migas, menurut Setianto, kenaikan utamanya terjadi karena perubahan ekspor gas, yang naik sebesar 29,35 persen. Bila dibedakan antara volume dan agregat harganya, volume naik sekitar 14,99 persen, sedangkan peningkatan rata-rata harga agregat sebesar 12,49 persen.
Adapun ekspor hasil minyak naik sebesar 17,07 persen dan volumenya naik 37,32 persen. Kemudian secara harga agregat juga meningkat 14, 74 persen. Selanjutnya ekspor minyak mentah meningkatkan 26,56 persen. Volumenya meningkat 37,66 persen dan rata-rata harga agregatnya meningkat 8,06 persen.
Baca: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp 5.964 Triliun per Juli 2022, Begini Penjelasan BI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.