Dalam sebulan, biasanya ada 2 hingga 3 kapal pembawa barang-barang kebutuhan pokok warga Kepulauan Aru, yang masuk ke sana. Untuk satu kali perjalanan kapal, waktu bongkar muatnya memakan waktu satu minggu. Alasannya itu tadi, karena kapasitas Pelabuhan Yos Sudarso Dobo yang sempit.
Beat mengatakan kapal-kapal barang yang diberangkatkan ke Pelabuhan Yos Sudarso Dobo adalah jenis kapal besar sehingga jalannya lambat. Bisa satu pekan untuk tiba di Pulau Aru dari Surabaya.
Kondisi itu jelas menjadi tantangan bagi mereka yang ingin mengirimkan barang dagangan jenis makanan. Sebab para pedagang harus putar otak agar barang dagangannya jangan sampai terlanjur busuk gara-gara terlalu lama di jalan, belum lagi waktu untuk bongkar muatnya.
“Biasanya, digunakan jenis kontainer basah untuk memasukkan barang perikanan supaya tidak busuk. Namun kapal yang punya kontainar basah ini hanya 5 unit dan kalangan ekonomi lemah (yang ingin mengirimkan barang jualan), sulit menjangkau,” kata Beat.
Beat menekankan, jika Pelabuhan Yos Sudarso Dobo di Kabupaten Aru benar-benar diperluas, maka kapal yang masuk jelas akan lebih banyak. Sebab ukuran pelabuhan yang kecil, membuat waku bongkar-muat menjadi lebih lama.
Pelabuhan Yos Sudarso Dobo pengelolaannya dipegang oleh Syahbandar. Sejauh ini, belum ada omongan apakah akan ada kerja sama dengan Pelindo untuk mengembangkan pelabuhan tersebut. Pelindo adalah BUMN operator jasa pengelolaan dan pengembangan pelabuhan terbesar di Indonesia
Beat menyambut baik jika ada kerja sama dengan pihak lain, termasuk Pelindo. Pasalnya, jika ada persaingan pasti berpengaruh pula ke harga-harga bahan kebutuhan pokok.
“Kami ada keinginan untuk kerja sama dengan pihak lain. Biar enggak ada monopoli. Dari sisi perdagangan, ini bagus kalau ada perusahaan lain masuk, biar bersaing,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi kemungkinan Pelindo membangun pelabuhan di Pulau Aru, Desti S., Divisi Humas Pelindo II, mengatakan jika mengacu pada RJPP Pelindo, terkait ini belum ada. Desti tak memberi keterangan lebih lanjut.
Jawaban Pelindo tersebut pil pahit bagi Beat, Mika dan masyarakat Kabupaten Aru lainnya. Pasalnya, mereka sungguh berharap kondisi Pelabuhan Yos Sudarso Dobo diperhatikan dan diperluas mengingat kapasitasnya sudah tidak muat lagi untuk bongkar muat. Sampai kapan mereka harus menunggu pelabuhan kapal satu-satunya di Kabupaten Kepulaun Aru ini benar-benar diperluas, belum ada yang bisa menjawab.
Baca juga: Jokowi Resmikan Terminal Kijing Pontianak: Terbesar di Kalimantan, Habiskan Rp 2,9 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.