TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kenaikan harga beras tak bisa dianggap enteng karena komoditas tersebut paling mempengaruhi garis kemiskinan.
"Beras itu terhadap kemiskinan berpengaruh hingga 23 persen di desa dan 19 persen di kota," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi 2022, dikutip dari video YouTube Bank Indonesia pada Rabu, 14 September 2022.
Setelah beras, kenaikan harga komoditas yang berpengaruh pada angka kemiskinan adalah rokok. Pengaruhnya hampir 11 hingga 12 persen. Kemudian komoditas pangan, yaitu telur ayam, gula pasir, dan daging ayam.
Oleh karena itu, Airlangga berharap data detail soal komoditas tersebut dikuasai oleh pemerintah kabupaten maupun kota. "Sehingga dapat memahami faktor pengendalian yang bisa mengakibatkan pada peningkatan angka kemiskinan," ucapnya.
Harga Beras Rata-rata Nasional Naik 0,85 Persen
Adapun harga beras berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional hari ini, Rabu, 14 September 2022, harga beras naik Rp 100 per kilogram atau sekitar 0,85 persen untuk kualitas medium II. Harganya kini mencapai Rp 11.900. Sedangkan untuk beras kualitas super II, harganya naik sebesar 0,78 persen atau sebanyak Rp 100 per kilogram.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas sebelumnya menyatakan harga beras saat ini mengalami sedikit kenaikan. Meski begitu, kenaikan harga beras tetap harus diwaspadai karena sangat mempengaruhi tingkat inflasi.
"Walaupun beras naik 100 perak berbahaya," ujarnya di pabrik PT Pratama Abadi Industri, Serpong, Tangerang Selatan pada Selasa, 13 September 2022.
Kenaikan harga beras langsung berdampak pada inflasi sebanyak lebih dari 3,3 persen. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan akan berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk segera melakukan operasi pasar.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, kata Zulhas, juga sudah meminta dan mengarahkan para walikota dan gubernur untuk peka dan mengecek harga pangan, termasuk harga beras di daerahnya masing-masing.
Baca: Golongan 450 VA Dihapus dan Daya Listrik Rumah Orang Miskin Naik jadi 900 VA, Respons Menteri ESDM?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.