TEMPO.CO, Jakarta - Grab Indonesia buka suara soal aksi demonstrasi para pengemudi taksi online yang tergabung dalam Driver Online Indonesia (Drone) di depan Tower Gama, Jakarta Selatan. Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber menjelaskan pihaknya menghargai hak mitra pengemudi yang menyuarakan pendapat dan aspirasinya.
Menurut dia, pihak Grab sudah menginformasikan kepada pengunjuk rasa agar mereka melakukan aksi di kantor operasional Grab agar aspirasinya terdengar oleh manajemen. Sebab, Mayang menyebut, kantor Grab sudah pindah.
Informasi itu ia kabarkan sejak Grab menerika pemberitahuan demo dari kepolisian beberapa hari sebelumnya. “Kami juga telah menginformasikan pihak pengelola gedung ihwal rencana unjuk rasa dan akan mengganti semua kerusakan yang disebabkan oleh aksi unjuk rasa hari ini,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Senin, 12 September 2022.
Pengemudi yang tergabung dalam Drone berdemo di kantor Grab pada Senin siang, 12 September. Namun pengemudi kecele karena tak ada perwakilan manajemen yang menemui mereka.
Pada saat melakukan aksi demonstrasi, massa sempat ricuh dan membuat gerbang depan Tower Gama ambruk sekitar pukul 11.04 WIB. Setelah itu, para pengemudi berhamburan memasuki halaman gedung tersebut. Para pendemo beberapa kali berbincang dengan pengelola gedung. Salah satu peserta aksi berkukuh ingin ditemui langsung oleh pihak Grab Indonesia.
Namun ternyata, kantor Grab Indonesia sudah pindah dari Gama Tower. Setelah memastikan bahwa kantornya benar-benar pindah, seorang koordinator aksi, dari atas mobil komando, memerintahkan massa aksi untuk membubarkan diri dan bergerak ke kantor Gojek di kawasan Blok M.
Mayang juga menjelaskan Grab telah menyesuaikan tarif ojek online sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 667 Tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi. Penyesuaian dilakukan sedari Minggu, 11 September 2022.
“Itu dilakukan sebagai bagian upaya Grab dalam membantu mitra pengemudi dalam menghadapi dampak kenaikan harga BBM,” tutur Mayang. “Penyesuaian tarif ojek online juga diberlakukan untuk layanan GrabCar dan layanan pengantaran, yakni GrabExpress dan GrabFood. Penyesuaian pun berlaku untuk GrabElectric sesuai dengan layanannya masing-masing.”
Dalam aksi tersebut, Kepala Divisi Humas Drone Abah Ajat menjelaskan demonstrasi itu berlangsung untuk menuntut kenaikam tarif taksi online. "Kita sih sebenarnya pengen enggak muluk-muluk, minta agar potongan aplikator 10-15 persen, lah. Kita juga pengen biaya operasional dari aplikasi yang tadinya 20 persen minta tolong dikurangi karena itu menjadi beban buat kita," ujar dia saat ditemui di depan Tower Gama, Senin, 12 September 2022.
Selain itu, mereka meminta agar memisahkan Blue Bird dari aplikasi Gojek dan Grab dan kembali pada sistem awal, yakni ride sharing. Sistem ini memungkinkan pengemudi taksi bebas mengambil orderan. Tuntutan lainnya adalah meminta agar aplikator merevisi perjanjian kemitraan yang adil dan melibatkan seluruh elemen dari pengemudi.
"Serta berhenti lakukan penerimaan mitra baru pada aplikasi Gojek-Grab untuk menjaga kestabilan antara penumpang dengan mitra driver online," kata Abah Ajat.
Baca: Demo Taksi Online Tuntut Kenaikan Tarif, Pengemudi Cerita: Mati Segan, Hidup Tak Mampu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini