TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia membagikan kisahnya sebagai tamatan Strata 1 (S1) STIE Port Numbay Jayapura yang kini menjabat sebagai pembantu Presiden Joko Widodo di Kabinet Indonesia Maju. Cerita ini ia bagikan sebagai gambaran bahwa tidak ada jaminan kampus bagus mempengaruhi kualitas mahasiswa.
"Dalam sejarah peradaban kualitas seorang mahasiswa di kampus manapun, tidak ada jaminan kampus bagus itu melahirkan prodak bagus, enggak ada. Yang menjamin kualitas mahasiswa adalah mahasiswa itu sendiri," kata Bahlil yang juga menjabat sebagai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) saat memberikan orasi ilmiah di STIE Port Numbay Jayapura, Papua, Sabtu, 10 September 2022.
Kisah ini ia harapkan bia menjadi contoh bagi kalangan mahasiswa lulusan universitas non-favorit atau universitas swasta di daerah, bahwa siapa saja bisa menjadi pejabat negara. Asal, memiliki kualitas yang baik sebagai mahasiswa hingga masuk dunia kerja.
Bahlil mengatakan, biasanya, pejabat yang memimpin sebuah kementerian merupakan tokoh lulusan universitas favorit atau universitas luar negeri. "Saya sering buat anekdot kepada BKPM bahwa BKPM kali ini kecelakaan, karena pimpinan sebelumnya itu tamatan Harvard, tamatan UI (Universitas Indonesia), tamatan luar negeri, dan itu hebat-hebat semua. Tapi kali ini dipimpina tamatan STIE Port Numbay," ucap Bahlil.
Sebagai orang yang diangkat langsung oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk menjadi Kepala BKPM dan akhirnya Menteri Investasi, dia mengaku menjadi kelinci percobaan. Artinya, kualitas mahasiswa lulusan perguruan tinggi swasta diuji untuk membuat terobosan di antara menteri-menteri lain yang lulusan kampus negeri maupun luar negeri.
Hasilnya, sejak 2019, dia masih mampu bertahan sebagai Kepala BKPM hingga saat ini. Dia bahkan dilantik menjadi Menteri Investasi pada 2021. Ini, kata dia, karena ilmu yang diberikan dosen kepada mahasiswa hanya 30 persen. Sisanya, mahasiwa harus mencari ilmu di luar kampus.
"Dosen itu mengajarkan kita cuma 30 persen, ilmu 70 persennya di luar kampus. Dan saya menjadi kelinci percobaan, untuk bersaing dengan anggota kabinet lain, yang kuliahnya di kampus bagus-bagus bahkan sering di luar negeri," kata Bahlil.
Saat baru dilantik sebagai Kepala BKPM, Bahlil mengaku banyak diundang oleh berbagai universitas ternama di Indonesia untuk memberikan kuliah umum atau orasi ilmiah. Peserta yang hadir adalah para mahasiswa kampus terbaik beserta dosen-dosennya.
"Saya katakan untuk mereka bahwa saya tamat SMEA di Fak-fak, cita-cita kuliah di UI, tapi karena keterbatasan, saya tidak bisa datang untuk kuliah di UI. Tapi Tuhan mengirimkan saya di UI bukan untuk kuliah di UI, tapi untuk ceramahin mahasiswa dan dosen-dosen UI dan itu tamatan jebolan STIe Port Numbay," ujar dia.
Karena itu, Bahlil mengajak seluruh mahasiswa di Indonesia yang merupakan jebolan universitas swasta di daerah untuk tidak minder atau tidak percaya diri saat memasuki dunia kerja. Kata dia, kualitas kemampuan atau skill seseorang tidak ditentukan oleh universitas melainkan dirinya sendiri.
"Jadi enggak perlu minder, kalian mau kuliah di mana saja enggak ada masalah, karena yang menjamin kualitas kalian itu kalian sendiri," kata Bahlil.
Bahlil merupakan seorang Menteri Investasi kelahiran Maluku Utara. Setelah tamat dari Sekolah Tinggi Ekonomi, Port Numbay Jayapura, Papua, dia melanjutkan studi untuk program master di Universitas Cendrawasih, Jayapura.
Mantan Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini juga pernah tercatat sebagai Ketua HIPMI periode 2015-2019. Ia merupakan pengusaha yang memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.
Baca juga: Sandiaga Sebut Dampak Kenaikan Tiket Pesawat ke Pariwisata Tak Separah 2019
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.