TEMPO.CO, Jakarta - Food Ingredients Asia atau Fi Asia kembali diselenggarakan dalam skala penuh secara luring setelah tiga tahun diadakan secara daring akibat pandemi Covid-19. Acara yang diselenggarakan Informa Markets ini merupakan pelaksanaan yang ke-25 di Asia dan memamerkan berbagai macam bahan baku makanan dan minuman dengan bertajuk Fi Indonesia 2022.
Dalam pagelaran ini, lebih dari 300 produsen bahan makanan dan minuman dari seluruh penjuru dunia yang akan menampilkan berbagai inovasi baru dari bahan baku makanan dan minuman. Fi Asia ini berlangsung pada 7-9 September 2022 di Jakarta International Expo.
Pameran ini digelar bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman. Selain itu, pameran ini juga bertujuan untuk merespons meningkatnya minat konsumen terhadap makanan dan suplemen sehat, terutama dari kalangan konsumen global yang semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan bahwa masyarakat patut berbangga karena Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di industri makanan dan minuman di tahun yang penuh tantangan ini. Ia memperkirakan kinerja industri makanan dan minuman semakin membaik karena konsumsi rumah tangga yang sudah semakin pulih.
Fi Asia menerapkan konsep Smart Event untuk pertama kalinya di Asia dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman eksibitor dan pengunjung selama berjalannya pameran. Fi Asia tahun ini hadir dengan 8 pavilions yaitu, Natural Ingredients Pavilion, New Business Pavilion, Beverage Ingredients Pavilion, Thailand Pavilion, USA Pavilion dan yang terbaru India Pavilion, Malaysia Pavilion dan China Pavilion yang hadir secara hybrid.
Fi Asia 2022 merupakan platform bagi para pelaku industri bahan baku makanan dan minuman untuk mendapatkan sumber bahan baku yang dapat diandalkan, berkelanjutan, dan efektif dari segi biaya, sekaligus membangun jejaring dengan berbagai pemasok bahan makanan dan minuman terkemuka dari mancanegara.
Salah satu penyuplai bahan makanan terkenal di dunia, yakni Cargill, telah mengidentifikasikan perubahan substansial pada permintaan pasar dan cara konsumen orang Asia dalam menikmati makanan. Cargill mempresentasikan hasil dari kajian market insight kepada seluruh pengunjung di JIExpo dengan mengusung tema “(Re)discover What’s Possible Together”.
Salah satu strategi Cargill adalah mengukuhkan pertumbuhan di Asia sebagai bentuk berkontribusi dalam pertumbuhan global. “Salah satu strategi global kami adalah dengan menjadi perusahaan berbasis pelanggan (customer-driven) kelas dunia. TrendTracker tahunan kami ini merupakan solusi inovatif yang kami tawarkan berdasarkan market insight paling baru, serta hubungan yang kami jalin dengan pelanggan bertujuan untuk mendorong kolaborasi menciptakan produk andalan bersama,” ujar Ming Peng pada acara Food ingredients Asia.
Cargill menempatkan diri sebagai partner solusi untuk konsumen, maka Cargill setiap tahunnya membuat “Cargill Trend Tracker” dan melihat ada empat tren besar dari makro tren yang menyesuaikan permintaan pasar di Asia Pasifik.
Diantaranya tren “Healthy for Me” yang berfokus pada makanan sehat yang bermanfaat bagi tubuh dan mental. Tren kedua yang disebut “Conscious Consumption” adalah konsumen yang mengutamakan bahan premium tanpa berfokus pada biaya, ada juga konsumen yang berfokus terhadap kesepadanan antara produk, biaya, dan tingkat sustainable yang ditawarkan.
Tren ketiga disebut sebagai “Experience it” adalah konsumen yang sangat mementingkan cita rasa dan pengalaman menyenangkan dari suatu produk.
DAFFA SIDQI | SEKAR RAHMA
Baca Juga: Bolehkah Mengganti Makanan dengan Protein Shake? Simak Kata Dokter
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.