"Enggak ada pandangan lain, karena ini tujuannya untuk menyehatkan anggaran, dan sudah dipertimbangkan masak-masak oleh pemerintah," ucap dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya merincikan harga baru BBM. Harga Pertalite, misalnya, naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Kemudian harga Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax non-subsidi nai dari Rp 12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
"Ini berlaku satu jam sejak saat diumumkannya penyesuaian harga ini, jadi akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," ujar Arifin, Sabtu lalu.
Perusahaan multifinance bagian Grup Astra, PT Federal International Finance (FIF Group) mulai ambil ancang-ancang atas dampak kenaikan harga BBM itu terhadap peningkatan rasio pembiayaan bermasalah.
Presiden Direktur FIF Margono Tanuwijaya mengakui lonjakan rasio non-performing financing (NPF) merupakan keniscayaan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang kurang stabil akibat kenaikan harga BBM.
"Dampak kenaikan BBM membuat lonjakan kredit macet itu pasti ada, tapi kami yakin tidak pada semua konsumen. Konsumen yang berpotensi macet itu terutama yang punya beberapa cicilan, di mana selama fase kebutuhan hidup meningkat, pasti ada cicilan yang lebih diprioritaskan," ujarnya kepada Bisnis, Senin 5 September 2022.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini