Makna Visual dalam Uang Rp 75 Ribu
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim menanggapi tudingan soal pakaian yang dikenakan Izzam baju berasal dari Cina. Dia mengatakan dari seluruh baju adat yang digunakan oleh anak-anak, kostum yang dipakai Izzam belum populer dikenal masyarakat.
"Orang menganggap ini seperti bukan pakaian adat kita. Ternyata ini adalah pakaian adat dari Suku Tidung, Kalimantan Utara, jadi bukan dari negara lain, tapi dari negara kita. Nah disinilah akhirnya masyarakat tahu oh ternyata di provinsi Kalimantan Utara," kata di tempat yang sama.
Marlison juga menjelaskan makna mengenai uang Rp 75 ribu yang menggambarkan pencapaian Indonesia selama 75 tahun. Tampak depan uang itu menggambarkan sejak kemerdekaan tahun 1945 dengan gambar Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai tokoh kemerdekaan. “Serta pencapaian di tahun 2020 yang digambarkan oleh kemajuan infrastruktur yakni Jembatan Merah Youtefa Papua, MRT Jakarta, dan Tol Trans-Jawa,” kata dia.
Sedangkan bagian belakang, Marlison melanjutkan, tampil potret tentang keragaman, kebhinekaan, dan masa depan Indonesia. Pertama, kata dia, ada kain bricing dari Bali, yang mewakili kain tenun yang ada di Indonesia. Kedua, ada hal yang menyangkut dengan kebudayaan dari Aceh sampai engan Papua yang menggambarkan budaya adat seluruh Indonesia.
Ketiga, yang paling penting adalah uang Rp 75 ribu itu menunjukkan adanya sembilan orang anak dari berbagai daerah di Indonesia. Potret itu menampilkan sebuah makna bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia atau SDM unggul menuju Indonesia emas 2050. “Di sini peta Indonesia berwarna emas yang nantinya akan memiliki peran strategis dalam bola dunia,” ucap dia.
Selain itu, di bagian belakang uang pecahan Rp 75 ribu ada penggambaran untuk tahun-tahun ke depan. Indonesia akan menghadapi era teknologi tinggi, yaitu satelit. Sehingga, kata Marlison, secara keseluruhan uang Rp 75 ribu menampilkan kekayaan budaya dan alam yang didukung SDM unggul. Kolaborasi ini mampu mencapai Indonesia emas berbasis teknologi di dunia internasional.
“Itulah filosofi dasar saat kita merancang UPK Rp 75 ribu ini, tidak sekadar merancang tapi memiliki visi besar melalui UPK Rp 75 ribu ini,” ujar Marlison.
Menurut Marlison, uang Rp 75 ribu merupakan uang peringatan yang dicetak dan dikeluarkan setiap 25 tahun sekali dalam rangka peringataan kemerdekaan. Jadi, uang itu berlaku selama 25 tahun dan akan dikeluarkan lagi nanti pada saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-100 tahun. “Jadi selama 25 tahun uang ini masih berlaku.”
Dia juga memastikan uang itu bisa digunakan sebagai alat transaksi pembayaran di mana pun, meski banyak di antara masyarakat lebih memilih menyimpannya. Marlison mengimbuhkan, jika anak-anak yang ada di dalam uang itu suatu saat sudah berusia 35-40 tahun, mereka akan mengenang masa kecilnya.
“Kita cetak sekali saja dan sesuai dengan HUT RI yang ke-75 tahun, jadi kita cetak 75 juta lembar. Dan tidak pernah dicetak lagi,” tutur Marlison.
KHORY ALFARIZI