Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Net Oil Importer Minyak Mentah, Apa Arti dan Kalkulasinya?

image-gnews
Kapal tanker Pertamina Prime. dok. Pertamina
Kapal tanker Pertamina Prime. dok. Pertamina
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Sebagai negara keempat di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak, permintaan minyak mentah di Indonesia untuk diolah jadi BBM diprediksi cukup besar. Sehingga harga BBM naik dipengaruhi banyak faktor.

Besarnya permintaan minyak mentah dalam negeri memaksa pemerintah untuk melakukan impor minyak demi keberlangsungan perekonomian. Akan tetapi, kebiasaan impor minyak ini sering kali melebihi jumlah ekspor minyak sehingga Indonesia dijuluki sebagai salah satu negara net oil importer.  

Net Oil Importer

Merujuk laman Investopedia, negara net oil importer memiliki arti bahwa negara tersebut telah membeli atau mengimpor lebih banyak minyak dari beberapa negara lain daripada menjual atau mengekspor minyak kepada negara-negara tersebut.  

Sebagai contoh, merujuk pada laporan data Badan Pusat Statistik alias BPS perihal ekspor-impor minyak, Indonesia masih mengekspor sekitar 1,6 juta ton minyak dan mengimpor sekitar 827 ribu ton minyak dari Amerika Serikat pada tahun 2017.  

Namun, sejak tahun 2019, Indonesia sama sekali tidak mengekspor minyak kepada Amerika Serikat. Yang terjadi adalah Indonesia mengimpor sampai sekitar 2,5 juta ton minyak dari Negeri Paman Sam di tahun yang sama. 

Indonesia Pernah Menjadi Negara Eksportir Minyak

Hubungan perdagangan minyak antara Indonesia dan Amerika seperti di atas lah yang menjadikan Indonesia menyandang gelar net oil importer. Padahal, berdasarkan catatan historis, Indonesia pernah menjadi negara eksportir minyak yang cukup kuat hingga tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC. 

Sederhananya, OPEC merupakan organisasi bagi negara-negara eksportir minyak di dunia. Organisasi ini terbentuk pada tahun 1960 dan diprakarsai oleh Negara Irak, Kuwait, Venezuela, Arab Saudi, dan Republik Islam Iran. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan laporan Reuters, Indonesia bergabung dengan OPEC pada tahun 1962 dan memutuskan keluar pada tahun 2009. Sebab, sejak tahun tersebut produksi minyak di Indonesia semakin berkurang sampai-sampai Indonesia harus mengimpor bersih seluruh kebutuhan minyak di dalam negeri. 

Akan tetapi, merujuk catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM pada laman minerba.esdm.go.id, jumlah impor minyak di Indonesia telah melampaui jumlah ekspor sejak tahun 2004.

Sementara itu, sampai dengan tahun 2021 lalu, merujuk data BPS, Indonesia masih mengimpor sebanyak 13,7 juta ton minyak mentah dan hanya mengekspor sebanyak 6 juta ton minyak mentah. Sedangkan, untuk hasil minyak, Indonesia mengimpor sebanyak 21,9 juta ton dan hanya mengekspor sebesar 3,7 juta ton hasil minyak. 

ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca juga : Untung Rugi Pemerintah Jika Impor Minyak dari Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

4 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.


Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

4 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.


Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

25 hari lalu

Petugas melayani konsumen yang mengisi bahan bakar pada SPBU di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023. PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi pada 1 Oktober 2023 dengan kenaikan antara Rp 700 hingga Rp 1.000 per liter. Tempo/Tony Hartawan
Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

Nicke Widyawati mengatakan Pertamina tidak hanya mengejar keuntungan. Sudah dua bulan perusahaan menahan kenaikan harga BBM.


Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

25 hari lalu

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Foto: Instagram/@nicke_widyawati
Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan mengatakan Pertamina menahan harga BBM dengan mempertimbbangkan kondisi daya beli masyarakat.


Wamen BUMN Tiko Sebut Harga BBM Masih Terjaga, Pemerintah Pantau Terus

48 hari lalu

20_ekbis_kilangbalikpapan
Wamen BUMN Tiko Sebut Harga BBM Masih Terjaga, Pemerintah Pantau Terus

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, harga BBM masih terjaga. Harga minyak mentah masih terpantau sekitar US$ 82 per barel.


Presiden Jokowi Pastikan BBM Pertamina Tidak akan Naik

50 hari lalu

Pengendara kendaraan motor saat membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di sebuah SPBU di Jakarta, Selasa 23 Januari 2024. PT Pertamina (Persero) belum menghapus BBM jenis Pertalite saat ini. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya saat ini masih mengkaji rencana itu. Rencana penghapusan Pertalite sebelumnya disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia mengatakan pihaknya mengusulkan agar mulai tahun ini tak menjual BBM yang kadar oktannya (RON) di bawah 91, sehingga menghapus Pertalite yang spesifikasinya saat ini RON 90. Keputusan ini sekaligus menegaskan Pertamina bergerak mengikuti aturan standar emisi Euro 4 dari pemerintah. Nicke mengatakan setelah Pertalite dihapus, perusahaan pelat merah ini akan menggantinya menggunakan produk baru RON 92.Produk itu adalah Pertamax Green 92 yang merupakan campuran antara RON 90 (Pertalite) dengan 7 persen Bioetanol (E7). TEMPO/Subekti.
Presiden Jokowi Pastikan BBM Pertamina Tidak akan Naik

Jokowi memimpin rapat terbatas dengan para menteri mengenai BBM di Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Senin, 4 Maret 2024.


8 Kilang Minyak Terbesar di Dunia, Bukan di Arab Saudi dan AS

23 Februari 2024

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
8 Kilang Minyak Terbesar di Dunia, Bukan di Arab Saudi dan AS

Daftar kilang minyak terbesar di dunia berdasarkan kapasitas produksinya, tersebar di Asia, Amerika Utara, hingga Amerika Selatan.


Diyakini Tak Kerek Pendapatan Daerah, Kenaikan Pajak BBM Diminta Ditunda

19 Februari 2024

Diyakini Tak Kerek Pendapatan Daerah, Kenaikan Pajak BBM Diminta Ditunda

Kenaikan PBBKB berimbas pada kenaikan harga BBM


Airlangga Sebut Tidak Ada Kenaikan BBM Subsidi dalam Waktu Dekat

5 Februari 2024

Pengendara kendaraan motor saat membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di sebuah SPBU di Jakarta, Selasa 23 Januari 2024. PT Pertamina (Persero) belum menghapus BBM jenis Pertalite saat ini. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya saat ini masih mengkaji rencana itu. Rencana penghapusan Pertalite sebelumnya disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia mengatakan pihaknya mengusulkan agar mulai tahun ini tak menjual BBM yang kadar oktannya (RON) di bawah 91, sehingga menghapus Pertalite yang spesifikasinya saat ini RON 90. Keputusan ini sekaligus menegaskan Pertamina bergerak mengikuti aturan standar emisi Euro 4 dari pemerintah. Nicke mengatakan setelah Pertalite dihapus, perusahaan pelat merah ini akan menggantinya menggunakan produk baru RON 92.Produk itu adalah Pertamax Green 92 yang merupakan campuran antara RON 90 (Pertalite) dengan 7 persen Bioetanol (E7). TEMPO/Subekti.
Airlangga Sebut Tidak Ada Kenaikan BBM Subsidi dalam Waktu Dekat

Anggaran subsidi BBM tertentu untuk tahun 2024 disepakati sebesar Rp 25,82 triliun dalam APBN.


Polisi Bongkar 296 Penyulingan Minyak Mentah Milik Warga Musi Banyuasin

4 Februari 2024

Ilustrasi Minyak Mentah. REUTERS/Todd Korol
Polisi Bongkar 296 Penyulingan Minyak Mentah Milik Warga Musi Banyuasin

Aparat melakukan pendekatan persuasif agar warga Musi Banyuasin sukarela membongkar sendiri penyulingan minyak mentah milik mereka.