TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, bahan bakar minyak atau BBM dibagi menjadi BBM subsidi dan non-subsidi. Kedua jenis ini dikategorikan dari segi bantuan pembiayaan dari pemerintah dan kualitasnya.
Beberapa produk yang dikeluarkan BBM non-subsidi di antaranya Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite, Pertamax, pelumas Fastron, serta Bright Gas. Produk ini menjadi rekomendasi untuk kendaraan yang dibatasi atau peralihan dari BBM subsidi.
Namun, di beberapa daerah harga BBM Pertamina non-subsidi dapat berbeda. Seperti di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, harga Pertamax per liter Rp 14.500, sedangkan di Provinsi Riau per liternya Rp 15.200. Mengapa bisa demikian?
Biaya Pengangkutan Ditanggung Konsumen
Mengutip mypertamina.id, perbedaan harga BBM Pertamina non-subsidi di tiap daerah diakibatkan biaya pengangkutan BBM ke setiap daerah konsumen bisa berbeda-beda.
Biaya pengangkutan akan ditanggung oleh para konsumen. Semakin jauh lokasinya dari kilang minyak, maka akan semakin mahal juga harga BBM non-subsidinya.
Kualitas Sama Baiknya
Meski harga BBM Pertamina non-subsidi di setiap daerah berbeda, Pertamina menjelaskan bahwasannya kualitas BBM sama baiknya dan tidak ada perbedaan.
PT Pertamina (Persero) mengerahkan para pengawas di setiap SPBU yang bertugas untuk memeriksa kualitas BBM sebelum akhirnya lolos dan bisa ditawarkan kepada para pengendara.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga: Inilah Perbedaan BBM Subsidi dan Non-Subsidi