Ia menjelaskan BLT BBM akan diberikan sebanyak empat kali dengan masing-masing pemberian sebesar Rp 150 ribu. Adapun pemberian BLT BBM dalam dua tahap dari empat kali penyaluran sehingga KPM akan menerima Rp 300 ribu setiap tahapnya. "Kami berikan per September ini (tahap pertama) dan di awal Desember kami berikan yang kedua," katanya.
Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin mengusulkan diri untuk masuk sebagai KPM. Kementerian Sosial (Kemensos) akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan tenaga pendamping untuk memverifikasi usulan sebagai KPM tersebut.
"Jadi warga bisa mengusulkan dirinya sendiri ke dalam program itu dan kami akan cek di lapangan antara daerah dengan pendamping kami. Kami punya pendamping 70.000 di seluruh Indonesia," ucap Risma. Untuk menerima keluhan seputar bansos, kata Risma, Kemensos bisa dihubungi melalu command center di nomor telepon 021-171 yang beroperasi selama 24 jam.
Dalam pelaksanaannya, Kemensos menggandeng PT Pos Indonesia, pemerintah daerah, dan masyarakat adat untuk menyalurkan BLT BBM ke berbagai daerah yang sulit diakses, seperti di daerah pegunungan. "Bagi warga sakit, lanjut usia, dan tidak bisa datang ke Kantor Pos, pihak Pos akan mengantar ke rumah, itu sudah perjanjiannya. Jadi, nanti tinggal mengecek saja, tinggal telepon saja ke command center. Maka akan ditindaklanjuti."
BLT BBM adalah satu dari paket bantuan sosial pemerintah setelah mengalihkan subsidi BBM. Pemerintah menganggarkan bantuan sosial pengalihan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 triliun.
Selain BLT, ada dua bentuk bansos lainnya dari pengalihan subsidi BBM yakni bantuan subsidi upah sebesar Rp 600 ribu kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan. Berikutnya adalah bantuan dari pemerintah daerah dengan menggunakan 2 persen dari dana transfer umum, yaitu dana alokasi umum dan dana bagi hasil sebanyak Rp 2,17 triliun dalam rangka membantu sektor transportasi, seperti angkutan umum, ojek, nelayan, dan bantuan tambahan perlindungan sosial.
ANTARA
Baca: Harga BBM Naik, Ekonom: Konsumen Ibaratnya Jatuh Tertimpa Tangga Berkali-kali
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.