TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Johnny G. Plate menanggapi soal kebocoran data pribadi milik masyarakat yang kembali terjadi. Ia mengatakan data pribadi memiliki nilai ekonomi yang tinggi sekaligus berhubungan dengan geostrategis dan kedaulatan suatu bangsa.
Sehingga, kata dia, tata kelola data pribadi harus dilakukan dengan benar. Ia mengaku sedang memperjuangkan aturan terkait data lintas batas negara agar dapat dikelola dengan baik.
Baca Juga:
"Di dalam negeri, penyelenggara sistem elektronik harus jaga enkripsi yang baik sehingga bisa memberikan perlindungan dengan data pribadi masyarakat," ujarnya saat ditemui di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali pada Sabtu, 3 September 2022.
Ia pun mengaku bahwa Kominfo sudah menyiapkan strategi untuk menelusuri di mana potensi kebocoran itu berada. Selain itu, Kominfo akan menganalisis apakah betul kebocoran itu relevan dengan data terkini.
"Itu kan harus diperiksa semuanya. Setelah itu akan, jika ditemukan ada potensi, maka kita akan lakukan audit teknologi security atau enkripsi di penyelenggara sistem elektronik itu," kata Johnny.
Di siai lain, menurut Johnny, pemilik data pun harus menjaga datanya. "Jangan mudah untuk dibagi-bagikan," katanya. Ia meminta agar masyarakat menjaga data privasi. Caranya, kata dia, adalah dengan tidak sembarangan memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada orang lain atau pihak ketiga.
Menurutnya, masyarakat harus punya kontrol akan data yang dimiliki. Sehingga, NIK hanya digunakan untuk hal-hal yang dibutuhkan dan terpercaya. "Harus ada tanggung jawabnya. Jaga NIK kita sendiri," ucap Johnny.
Selain itu, ia menyarankan agar masyarakat selalu mengganti password di platform-platform digital. Hal itu menurutnya bisa menjaga agar data pribadi tidak diterobos. Kalau masyarakat tidak menjaga datanya, menurut Johnny, kebocoran terjadi karena kelalaian dan menjadi persoalan yang besar.
Sebelumnya, muncul dugaan kebocoran data pelanggan Indihome. Dugaan kebocoran data tersebut diungkapkan oleh Teguh Aprianto, seorang Konsultan Keamanan Siber di akun twitter-nya pada 21 Agustus 2022.
Teguh menunjukkan data-data yang diduga bocor itu, dijual di forum breached. Diduga terdapat 26.730.797 record data yang terdiri dari browsing history dan data pribadi pelanggan seperti jenis kelamin, nama lengkap dan NIK berukuran 16.79 GB. Rekam data yang ia tunjukan merupakan akumulasi data selama periode Agustus 2018 - November 2019. Diduga daya tersebut berhasil dibobol pada Agustus 2022.
Baca Juga: Kebocoran Data Pribadi Terjadi Lagi, Johnny Plate: Masyarakat Harus Sering Ganti Password