Dengan pemahaman ini, Sarman melanjutkan, pelaku usaha juga telah mengantisipasi kenaikan harga BBM tersebut dan dipastikannya akan diikuti dengan penyesuaian-penyesuaian di seluruh lini bisnis. Tapi dia berharap, kenaikan harga BBM ini dibarengi dengan upaya tetap menjaga harga-harga bahan pokok stabil.
Stabilitas ini kata dia bisa dicapai jika pemerintah mampu menyeimbangkan kenaikan tarif transportasi dan logistik, hingga mengendalikan harga-harga pokok pangan, dan gas.
Dengan begitu, ia menganggap tingkat inflasi dan konsumsi rumah tangga mampu terjaga sehingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal III maupun kuartal IV tahun 2022 ini tetap di atas 5 persen. Ini menurut Sarman akan menjaga omzet usaha para pelaku bisnis sehingga produktifitas mampu terjaga.
"Dengan harapan dengan terjaganya daya beli atau konsumsi rumah tangga maka omzet pelaku usaha tidak turun secara derastis, sehingga tidak menurunkan produktivitas pelaku usaha," kata Sarman.
Apalagi, dia melanjutkan, pemerintah juga telah menyiapkan dana bantuan sosial tambahan sebesar Rp 24,17 triliun dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) hingga subsidi transportasi kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat maupun 16 juta pekerja.
"Ini merupakan bentuk antisipasi Pemerintah yang sangat kita hargai, sehingga dampak kenaikan harga BBM dapat menahan laju inflasi dan konsumsi rumah tangga tetap bergairah," ucap Sarman.
Baca: Harga BBM Naik, Ini Daftar Lengkap Harga Pertalite dan Solar di Seluruh Wilayah RI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.