Di salah satu warung di Pulau Sebatik, Tempo mencoba membeli beberapa minuman kaleng total harga Rp 41 ribu. Dibayar dengan uang Rp 50 ribu, dan meminta kembalian dengan uang Ringgit. “Boleh (kembaliannya Ringgit), dipakai Rp 41 ribu, jadi kembaliannya 3 Ringgit ya karena uangnya Rp 50 ribu. Untuk 3 Ringgit ini sama dengan Rp 9 ribu, jadi 1 Ringgit sama dengan Rp 3 ribu,” ujar wanita penjaga warung itu.
Penggunaan mata uang di Indonesia sebenarnya sudah diatur di Pasal 33 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang, yang mewajibkan setiap transaksi di Indonesia menggunakan mata uang Rupiah. Staf Kasir Bank Indonesia Ikrar Agus Fitriady menjelaskan penggunaan dua mata uang tersebut dilakukan karena sudah menjadi tradisi di wilayah perbatasan.
“Namun, kita sebagai orang yang bekerja di Bank Indonesia tetap dan selalu menyosialisasikan agar memakai Rupiah. Sampai saat ini kita masih melakukan sosialisasi, jadi kita belum ada tindakan, karena masih tahap sosialisasi, belum ada tindakan,” tutur dia usai melakukan sosialiasi Cinta, Bangga, Paham Rupiah di SD Muhammadiyah 001, Simpang Bahagia, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Kamis, 1 September 2022.
BI Pastikan Rupah Hadir di Tiap Jengkal Tanah NKRI
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim memastikan bahwa bank sentral diamanatkan untuk memenuhi kebutuhan uang masyakat di seluruh Indonesia. “Kami memastikan rupiah harus hadir di setiap jengkal tanah NKRI termasuk daerah perbatasan ini,” kata dia di depan rumah ikonik dua negara Indonesia-Malaysia di Kampung Pancasila, Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Pulau Sebatik.
Meskipun di Pulau Sebatik tersebut hanya beberapa langkah sudah bisa masuk wilayah Indonesia, dia berujar, Bank Indonesia tetap harus memastikan di NKRI harus ada Rupiah. Dan kehadiran uang baru tahun emisi 2022 ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk semakin bangga, nyaman, dan percaya dengan mata uang bangsanya. “Sehingga transaksinya tetap pakai Rupiah.”
Dengan adanya pengedaran uang baru dan edukasi yang dilakukan Bank Indonesia, Marlison berharap masyarakat selalu cinta, bangga, dan paham dengan Rupiah di setiap transaksinya. ia juga mengatakan seiring berjalannya waktu penggunaan Rupiah di Pulau Sebatik semakin meningkat.
“Alhamdulillah, namun demikian tantangan kita harus jaga terus agar masyarakat tetap selalu menggunakan Rupiah di daerah perbatasan ini,” ucap Marlison.
KHORY ALFARIZI (SEBATIK)
Baca: BLT Rp 12,96 Triliun Dibagikan Meski Harga BBM Belum Naik, Mensos: untuk Tingkatkan Daya Beli
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.