Adapun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya menyatakan pemerintah berfokus menjaga alokasi anggaran subsidi energi tidak lebih dari Rp 502 triliun pada tahun ini. Pertimbangan itu menguat beberapa kali dalam kesempatan rapat kabinet beberapa waktu terakhir.
Arah pembahasan kabinet itu menyusul komitmen pemerintah untuk menekan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga akhir 2022 berada di level bawah 4 persen dari PDB. Apalagi, kata Arifin, penerimaan negara belakangan menyusut akibat efek lonjakan harga komoditas atau windfall yang belakangan mulai melandai.
“Kita sekarang masih defisit, kita batasi 3 persen kembali ke UU (APBN 2022). Itu memang yang dihadapi oleh pemerintah,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat pekan lalu, 26 Agustus 2022.
Pemerintah sebetulnya telah menurunkan proyeksi defisit APBN menjadi 4,5 dalam Perpres 98/2022, dari sebelumnya 4,85 persen berdasarkan UU APBN Tahun Anggaran 2022. Dengan begitu, kata Arifin, pemerintah masih mengkaji dengan rinci terkait dengan opsi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi hingga pembatasan pembelian Pertalite dan Solar pada paruh kedua tahun ini. Ia berharap alokasi anggaran subsidi energi tidak kembali melonjak dari pagu yang ditetapkan pada APBN tahun ini.
BISNIS
Baca: BLT BBM Rp 600.000 Sudah Mulai Dibagikan, Apa Saja Syarat Mendapatkannya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.