TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, 1 September 2022, melemah, seiring dengan pernyataan hawkish dari pejabat bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed). Rupiah pagi ambruk 31 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp 14.874 per dolar Amerika.
Kemarin, rupiah berada di posisi Rp 14.843 per dolar Amerika. "Dolar AS outlook-nya menguat dibalik masih terjaganya prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, 1 September.
Dolar terkerek bersamaan dengan menguatnya prospek kenaikan suku bunga acuan The Fed. Khususnya, setelah adanya pernyataan yang cenderung hawkish dari Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester, semalam.
Mester mengatakan bank sentral perlu menaikkan suku bunga di atas 4 persen pada awal tahun depan. Dolar juga menguat di balik permintaan terhadap aset safe haven yang likuid di tengah memanasnya ketegangan Amerika-Cina perihal masalah Taiwan serta memburuknya penyebaran virus Covid-19 di Negeri Tirai Bambu.
Selanjutnya, pasar akan mencari katalis dari data ekonomi Amerika, seperti Unemployment Claims dan ISM Manufacturing PMI yang akan dirilis nanti malam. Pelaku pasar memperkirakan The Fed bakal menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada September mendatang.
ANTARA
Baca juga: Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris BNI, Ini Susunan Terbarunya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini