TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mencatat laba bersih Rp 8,8 triliun sepanjang semester satu tahun 2022. Nilai itu melonjak 75,1 persen secara tahunan (year-on-year atau yoy).
"Hal ini dihasilkan dari ekspansi kredit yang tumbuh 8,9 persen YoY sehingga mencapai Rp 620,42 triliun," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam keterangan tertulis pada Rabu, 31 Agustus 2022.
Dia mengatakan kinerja penghimpunan dana masyarakat kuat dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 691,84 triliun. Nilai itu naik 7 persen yoy, di mana 69,2 persen di antaranya adalah Current Account Saving Account (CASA).
Laba bersih juga dihasilkan dari kontribusi non-interest income yang pada semester I tahun 2022 ini mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11 persen yoy.
Menurut Royke, kenaikan laba bersih tersebut didukung oleh transformasi digital yang terus dilakukan, terutama pada tiga Product Champion BNI, yaitu BNI Direct, BNI Mobile Banking, dan BNI Xpora.
Pada semester pertama tahun ini, BNI membukukan pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) sebesar Rp 17,2 triliun, tertinggi dalam sejarah kinerja Perseroan.
Dengan tren pertumbuhan kinerja tersebut, total aset bank BUMN tersebut hingga semester pertama tahun ini menembus Rp 946,49 triliun. Angka tersebut naik 8,2 persen yoy.
"Dengan bekal aset tersebut BNI memiliki kemampuan untuk meminimalisir risiko yang dihadapi ke depan,” kata Royke.
Selanjutnya: Seperti apa susunan komisaris dan direksi BNI usai RUPSLB?