TEMPO.CO, Jakarta -Belakangan kabar kabur harga BBM naik, yakni BBM bersubsidi kian menguat. Hal ini ditengarai karena anggaran subsidi BBM yang terus melonjak hingga menyentuh Rp 502 triliun setahun.
Besaran Kenaikan Harga BBM
Mengutip laporan Majalah Tempo, BBM subsidi disinyalir akan dinaikkan di rentang harga Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per liter, dari harga Pertalite saat ini Rp 7.650 per liter dan Solar Rp 5.150 per liter. Berikut langkah yang akan dilakukan pemerintah.
- Akan gelontorkan Rp24,17 triliun untuk bansos subsidi BBM
Dalam rapat terbatas yang digerlar di Istana Negara kemarin, Presiden Joko Widodo resmi mengalihkan anggaran subsidi BBM untuk bantuan sosial atau bansos. Anggaran yang dialokasikan untuk bansos ini mencapai Rp24,17 triliun dengan masing-masing masyarakat akan mendapatkan total Rp 600 ribu. Hal ini Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers usai rapat terbatas bersama Jokowi di Istana Negara, Senin, 29 Agustus 2022.
Bantalan sosial tambahan ini akan diberikan pertama kepada 20,65 juta kelompok atau keluarga penerima manfaat dalam bentuk bantuan langsung tunai atau BLT sebesar 12,4 triliun rupiah. Uang tunai ini akan mulai dibayarkan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini sebesar Rp 150 ribu selama 4 kali, sehingga totalnya menjadi Rp 600 ribu.
Tapi pembayaran dirapel selana dua kali yaitu sebesar Rp 300 untuk setiap transfer. "Itu akan dibayarkan melalui berbagai saluran kantor Pos di seluruh Indonesia untuk 20,65 juta keluarga penerima dengan anggaran Rp 12,4 triliun," ujarnya.
- Sokong 16 juta pekerja yang memiliki gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan
Jokowi juga memutuskan akan membantu 16 juta pekerja yang punya gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan. Kalangan pekerja ini juga diberikan bantuan sebesar Rp 600 ribu dengan total anggaran Rp 9,6 triliun. Petunjuk teknis akan diterbitkan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah.
Ketiga, Jokowi juga meminta Pemerintah Daerah untuk melindungi daya beli masyarakat. Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan akan menerbitkan di mana 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Total anggarannya terhitung mencapai Rp 2,17 triliun.
"Diberikan kepada rakyat dalam bentuk subsidi transportasi untuk angkutan umum sampai dengan ojek dan nelayan, serta untuk perlindungan sosial tambahan," kata Sri Mulyani.
- Pengamat nilai subsidi BBM kontrapoduktif
Pengamat dari Energy Watch Mamit Setiawan menyebut subsidi BBM saat ini kontrapoduktif karena justru memperlebar jurang kesenjangan sosial antara masyarakat mampu dan tidak mampu. Subsidi BBM dinilainya menjadi mubazir karena tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Penyesuaian harga BBM subsidi menurutnya harus dijelaskan dengan baik kepada masyarakat karena kondisi Indonesia saat ini bukan lagi sebagai net eksportir BBM melainkan sudah menjadi net importir. Nilai impor Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara produksi hanya 600 ribu barel per hari, belum lagi pengaruh nilai tukar rupiah dengan dolar.
Dia mengusulkan mekanisme subsidi, terkait harga BBM naik, yang tidak tepat sasaran harus segera diubah agar yang menikmati subsidi adalah mereka yang memang membutuhkan. Mamit juga menilai harus segera dilakukan reformasi subsidi BBM, tidak lagi subsidi BBM, tapi subsidi orang sehingga tepat sasaran dan tidak membebani APBN.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : 3 Jenis BBM Ini Mengalami Kenaikan Harga, Naik Rp 1.500
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.