"Kuota tinggal 6 juta kiloliter yang mungkin cukup sampai Oktober saja, kok bisa? Waktu kita proyeksikan di tahun 2021 untuk susun anggaran 2022, tidak kita bayangkan ternyata mobilitas akan meningkat sepesat ini," ujar Prastowo.
Terakhir adalah faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dalam APBN 2022 yang berdasarkan ketetapan Perpres Nomor 09 Tahun 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp 14.450, sedangkan saat ini sudah di level Rp 14.837 per dolar AS.
"Itu berdampak karena asumsi awalnya sekitar katakanlah Rp 14.400 menjadi Rp 14.750, ada selisih. Kenapa karena kita juga impor minyak, pendapatan kita itu rupiah, tapi kita belikan barang yang menggunakan dolar AS," ucap Prastowo.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak dapat mencapai lebih dari Rp 698 triliun sampai akhir 2022.
Jumlah itu melampaui kuota yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara 2022 perubahan senilai Rp 502,4 triliun. Ini disebabkan tren kenaikan harga minyak dunia, pelemahan kurs rupiah, dan konsumsi pertalite dan solar.
"Jumlah subsidi dan kompensasi ini diperkirakan akan habis dan bahkan terlampaui mencapai di ata Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Ini akan menjadi tambahan belanja RAPBN 2023," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI beberapa waktu lalu.
ARRIJAL RACHMAN | ANTARA
Baca: Faisal Basri Sebut Timor Leste Lebih Bijak Urus BBM Ketimbang RI, Begini Penjelasannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.