“Banyak hal yang kita perkirakan sudah kita persiapkan dengan matang sebagai landasan kebijakan, nyatanya masih ada kejadian baru yang luput dalam mitigasi yang tidak kita perhitungkan sebelumnya,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pada saat pembahasan RAPBN 2020 di tahun 2019, tidak ada satu pun yang bisa memperkirakan pada tahun 2020 dunia akan dilanda pandemi Covid-19. Kejadian serupa terjadi saat membahas RAPBN 2022 di tahun 2021, di mana tidak ada satu pihak pun yang bisa menebak ada perang Rusia-Ukraina di tahun 2022 yang berlanjut hingga saat ini.
“Padahal kedua peristiwa itu sangat mempengaruhi keadaan ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dunia, bahkan situasi dalam negeri,” kata Said.
Namun, politikus PDIP itu tidak ingin mengajak jatuh pada fatalistis, melainkan sebaliknya mengajak untuk semua pihak untuk memperluas horizon. Serta mengurutkan setiap peristiwa-peristiwa menjadi pilihan mata rantai baru yang kemungkinan akan terjadi.
Indonesia, kata Said, memang membutuhkan insight berbagai pihak, bukan hanya ekonomi, tapi juga geopolitik, keamanan, energi dan lainnya. “Upaya ini kita dedikasikan agar bangunan APBN kita tahun depan mencakup berbagai langkah mitigasi dengan baik,” tutur Said.
Baca: Polemik BBM Subsidi, Faisal Basri Sebut Malaikat pun Beli Jika Harganya Lebih Murah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.