TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tidak berencana merevisi target pertumbuhan kredit pada 2022 meskipun suku bunga acuan naik 25 basis poin menjadi 3,75 persen. Perseroan optimistis target pertumbuhan kredit 11 persen tetap tercapai.
"Menurut kami kenaikan bunga acuan tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pertumbuhan kredit. Bank Mandiri tetap optimis target pertumbuhan kredit sebesar 11 persen hingga akhir 2022 dapat terealisasi dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian," kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha melalui keterangan tertulis, Kamis, 25 Agustus 2022.
Rudi menjelaskan, target tersebut tetap dipertahankan karena keputusan BI untuk menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini sejalan dengan ekspektasi dan analisis tim ekonom Bank Mandiri. Kenaikan suku bunga acuan diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah serta mengakselerasi pemulihan ekonomi di tengah ancaman tekanan inflasi.
Di sisi lain, Rudi mengatakan, dalam praktiknya penyesuaian kenaikan suku bunga acuan terhadap bunga pinjaman maupun simpanan juga bergantung pada kondisi likuiditas masing-masing perbankan, termasuk perhitungan pada tren suku bunga di pasar.
Sejak awal tahun, suku bunga deposito rupiah juga telah diturunkan Bank Mandiri sebesar 50-75 basis poin dari sebelumnya 3 persen pada Maret 2021 menjadi 2,25-2,5 persen pada Juli 2022.
Demikian pula untuk Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang secara rata-rata untuk seluruh segmen telah turun 167 basis poin sepanjang 2021 sampai dengan 2022. Penurunan terbesar pada suku bunga dasar kredit untuk segmen konsumsi.
Sementara itu, tingkat likuiditas Bank Mandiri menurut Rudi masih mencukupi. Tercermin dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) bank only Bank Mandiri per Juli 2022 yang masih di level 87,48 persen dengan tren pertumbuhan dana pihak ketiga yang masih terjadi serta didominasi oleh dana murah (CASA).
Per Juli 2022 total DPK Bank Mandiri telah mencapai Rp 1.013,08 triliun, tumbuh 8,78 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut antara lain disumbang oleh CASA yang tumbuh 11,82 persen yoy menjadi Rp 768,09 triliun.
Selanjutnya: Per Juli 2022, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 11,38 persen.