TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiraatmadja mengungkap bahwa industri maskapai penerbangan di Indonesia bukan hanya mengalami masalah keuangan, termasuk soal tarif tiket pesawat. Menurut dia, ada dua masalah lain yaitu maintenance pesawat dan isu safety.
“Jadi itu yang menurut saya menjadi tantangan industri penerbangan,” ujar dia dalam acara Southeast Asia Regional Safety Symposium di di Park Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, pada Rabu, 24 Agustus 2022.
Denon menjelaskan industri aviasi selama dua tahun belakangan menghadapi situasi yang sulit, saat ini pasca Covid-19 tapi belum selesai. Sehingga jika hanya fokus pada satu permasalahan saja, kalihatannya speed menuju perbaikan menjadi melambat.
Melalui acara Southeast Asia Regional Safety Symposium yang digelar Boeing, kata Denon, setelah kegiatan operasionalnya menurun itu idnustri bisa me-remind operator maupun tim operasional operator dalam menjaga safety procedure-nya.
“Harapannya ke depan bukan cuma Boeing ya, Airbus dan lain sebagainya. Jadi supaya safety procedure-nya itu diingatkan lagi, di-refresh kembali lah,” tutur dia.
Memang, dia berujar, tantangan terberatnya sekarang adalah masalah capasity-nya bahwa Garuda yang tadinya penerbangannya banyak sekarang tinggal sedikit, Lion Grup juga seperti itu, termasuk yang lainnya. Namun, banyak yang harus diselesaikan, misalnya masalah prosedur tentang impor spare part pesawat yang mekanismenya belum efisien.
Dari sisi perpajakan memang sudah nol persen, tapi prosedur impornya masih masuk ke dalam larangan pembatasan. Tapi untuk spare part pesawat yang umum seperti baut membutuhkan adminstrasi-administrasi khusus mulai dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan untuk bisa merilis spare part.
“Itu yang karakteristiknya umum lho. Ini yang perlu menjadi catatan kita juga,” kata Denon.
INACA berharap pemerintah memiliki solusi soal permasalahan itu. Sehingga impor spare part yang sifatnya umumnya ini punya jalan keluar dan tidak membutuhkan administrasi karena masuk ke dalam larangan terbatas tadi. “Itu masalah problem maintenance pesawat dan isu safety selain keuangan, ya produknya seperti ini,” ucap Denon.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini