TEMPO Interaktif, Jakarta: Dibilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Tempo menemui Fahrina Fahmi Idris. Di rumah yang cukup lega itu berserakan sembilan mobil beraneka merek. Ada Toyota Kijang Innova, Camry, Alphard, Toyota Crown Royal Saloon, dan Mercedes Kompressor.
Senin pagi itu, Kijang Innova warna krem disiapkan untuk mengantar Menteri Fahmi. Setelah Innova berangkat, giliran Camry hitam metalik dikeluarkan untuk mengantar istri Fahmi. Mercedes Kompresor dan sopirnya, menunggu komando Fahrina.
Sejak masih kuliah di London, Fahrina sudah pintar mencari duit sendiri. Salah satunya, ia menyuplai senjata dari Inggris untuk peralatan olahraga menembak di Tanah Air. Usaha itu kian berkembang karena didukung suami, Poempida Hidayatulloh, 37 tahun. Fahrina dan Poempi juga mendirikan PT Universal Security Indonesia.
Rina--demikian panggilannya--spontan menampik jika dibilang suksesnya berkat fasilitas sang ayah, Menteri Perindustrian Fahmi Idris. Ia dan suaminya merintis usaha jauh sebelum ayahnya menjadi menteri. "Kami berdua bukan pengusaha dadakan," ujar perempuan 36 tahun ini.
Lincah dalam berbisnis, Fahrina terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi), pada akhir 2007, Namun, ada kebiasaan yang tak hilang pada komisaris lima perusahaan ini: sehari-hari sangat manja kepada kedua orangtua. Jika Poempi ke luar kota, kedua orang tuanya datang untuk menemaninya.
Kelima perusahaan itu adalah PT Lima Ideas, perusahaan jasa konstruksi dan desain interior; PT Ideas Analitika Pratama, penyedia jasa teknologi informasi, konsultasi, dan pengadaan umum; PT Universal Security Indonesia, penyedia jasa keamanan, kawal angkut barang berharga; Trans Cargo Global, perusahaan kargo; serta PT Viron Energy, yang berbisnis energi terbarukan.
Itu belum cukup, setahun lalu, ia mulai membuka spa di Hotel Four Seasons, Jakarta. Ia tak sengaja mendirikan usaha ini. "Hanya karena itu hotel Papa (Fahmi Idris) saja," kata cucu mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Hasan Basri ini.
Fahrina bergabung dengan Iwapi enam tahun lalu, sepulang dari London pada 1998, Saat itu, reformasi sedang hangat-hangatnya. Salah satu yang ia lihat, peluang bisnis jasa keamanan. Kondisi keamanan dalam negeri waktu itu memang kacau-balau. Inilah alasan Fahrina mendirikan perusahaan jasa keamanan PT Security Academy. Pada 2004, bersama suami mendirikan perusahaan serupa: PT Universal Security Indonesia. Kliennya perusahaan-perusahaan pertambangan, perbankan, dan migas.
ERWIN DARIYANTO