TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan asal Cina, Miniso Group Holding Ltd, bakal mengubah logonya usai diterpa gelombang kritik akibat mencitrakan perusahaan seperti berasal dari Jepang.
Pihak manajemen akhirnya meminta maaf karena timbul pencitraan yang akhirnya membuat produk Miniso dikira produk Jepang.
Baca juga:
Dilansir The Japan Times, perusahaan yang berbasis di Guangzhou itu meminta maaf karena semakin besarnya gelombang nasionalisme lokal yang dipicu oleh ketegangan geopolitik di Taiwan. “Kami memposisikan merek dan kampanye pemasaran yang salah selama masa-masa awal,” kata manajemen dalam pernyataan resminya.
Tekanan untuk mengubah citra perusahaan itu makin meningkat setelah hubungan Cina-Jepang memburuk seusai kunjungan kontroversial Ketua DPR Amerika Serika Nancy Pelosi ke Taiwan awal bulan ini.
Manajemen perusahaan yang menjual barang-barang rumah tangga murah itu mengaku telah menghilangkan elemen Jepang sejak 2019. Sejumlah hal dilakukan termasuk di antaranya dengan mendesain ulang logo dan tas belanjanya untuk mengubah karakter Jepang menjadi Mandarin di lebih dari 3.000 outlet lokalnya.
Sentimen anti-Jepang tumbuh di seluruh penjuru Cina. Media lokal melaporkan bahwa seorang wanita muda ditahan dan diinterogasi oleh polisi pekan lalu setelah mengenakan kimono untuk pemotretan di kota timur Suzhou.
Para pejabat di Tokyo menjadi semakin blak-blakan tentang pentingnya keamanan nasional Taiwan bagi stabilitas Jepang sendiri. Hal ini juga yang kemudian menjadi perkembangan yang memicu kemarahan di Cina, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Baca: Pengusaha Ungkap Alasan Pilih Ekspor Batu Bara Besar-besaran dan Bayar Denda
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.