2. Luhut Sebut Pekan Depan Jokowi Umumkan Kenaikan Harga Pertalite, KSP: Belum Ada Informasi
Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Perekonomian Panutan Sakti Sulendrakusuma mengatakan pihaknya belum menerima informasi bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi--di antaranya harga Pertalite--pada pekan depan.
Pernyataan tersebut merespons adanya kabar yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang mengatakan bahwa harga Pertalite dan Solar akan diumumkan naik pekan depan oleh Presiden Jokowi.
"Kami tidak memiliki informasi tentang hal tersebut," kata Panutan saat dihubungi, Sabtu, 20 Agustus 2022.
Panutan mengaku belum mendapatkan informasi apapun mengenai keputusan Presiden Jokowi terhadap harga BBM bersubsidi di tengah tertekannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat besarnya subsidi energi yang telah digelontorkan tahun ini.
Simak lebih jauh tentang Jokowi di sini.
3. Ekonom Ini Sebut Pemerintah Seharusnya Tak Naikkan Harga Pertalite, Kenapa?
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menanggapi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite atau harga Pertalite dan solar.
Meskipun beban anggaran pendapatan belanja negara atau APBN untuk subsidi dan kompensasi energi sudah sangat tinggi mencapai Rp 502,4 triliun, menurut dia, opsi menaikkan harga BBM subsidi bukan pilihan yang tepat. Adapun anggaran subsidi dan kompensasi energi bisa melampaui Rp 600 triliun jika kuota pertalite ditetapkan sebanyak 23 ribu kilo liter akhirnya jebol.
Sebab, kenaikan harga pertalite dan solar, yang proporsi jumlah konsumen di atas 70 persen, menurut Fahmy, sudah pasti akan menyulut Inflasi. Jika harga pertalite naik hingga mencapai Rp 10.000 per liter, kontribusi terhadap inflasi diperkirakan mencapai 0,97 persen, sehingga inflasi tahun berjalan bisa mencapai 6,2 persen year on year (YoY).
Simak lebih jauh tentang pertalite di sini.