Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BUMN Perikanan Ungkap Penyebab Belum Bisa Masuk Pasar Ekspor Eropa

image-gnews
Pekerja tengah membongkar ikan dari kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu, 18 Mei 2022. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi ikan tangkap Indonesia mencapai 12,01 juta ton per tahun. Tempo/Tony Hartawan
Pekerja tengah membongkar ikan dari kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu, 18 Mei 2022. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi ikan tangkap Indonesia mencapai 12,01 juta ton per tahun. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Perikanan Indonesia (Perindo) mematok target ekspor sebesar 25 persen pada tahun ini. Perusahaan pelat merah itu merevisi target dari sebelumnya 10 persen seiring tangkapan ikan yang meningkat. 

Selama semester I/2022, Perindo berhasil merealisasikan serapan ikan hasil tangkapan nelayan sebesar 5.570 ton.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan pangsa pasar Perindo saat ini masih terbatas di kawasan Amerika dan Asia, minus Eropa. Menurutnya, penyebab ikan Indonesia belum bisa diterima negara benua biru lantaran belum terpenuhinya Sertifikat Sistem Ketelusuran (traceability) Hasil Perikanan.

“Di Eropa ini ada tambahan-tambahan lagi persyaratannya. Misalnya, ikan harus punya traceability, mereka harus tahu ikan ditangkap di mana, kapan ditangkapnya. Nah, penangkapan kita belum bisa ditelusuri, misalnya daerah tangkapnya Arafura tapi bongkarnya di Jawa, Jakarta, Banyuwangi dan lain sebagainya,” tutur Sigit saat dihubungi, Jumat 19 Agustus 2022.

Dia berharap program penangkapan terukur Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa segera dirilis untuk menjawab tantangan tersebut.

“Nah penangkapan terukur yang akan dilakukan KKP bisa menjawab itu. Ada ketentuan di KKP, kalau nangkapnya di perairan tertentu, ikannya harus didaratkan Pelabuhan terdekat. Itu akan di-launch oleh KKP,” ujarnya.

Adapun ikan yang banyak diekspor Perindo yaitu Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Ikan Kembung, Ikan Tongkol, Ikan Deho, Ikan Layang dan Gurita. Ikan tersebut diperoleh dari nelayan di sejumlah cabang PT Perikanan Indonesia yaitu di Pekalongan, Belawan, Brondong, Pemangkat, Ambon, Bacan, Benoa, Bitung, Gorontalo, Makasar, Padang, Sorong, Surabaya dan Tegal.

“Total mitra nelayan PT Perikanan Indonesia di seluruh Indonesia berjumlah 1.400 nelayan,” tambah Sigit.

Sigit mengungkapkan produk ikan yang diserap PT Perikanan Indonesia dari nelayan ini merupakan bahan baku yang akan dilakukan pengolahan sebelum dijual. Dalam proses pengolahan, PT Perikanan Indonesia akan fokus ke arah hilirisasi produk untuk memaksimalkan nilai tambah.

“Kami memang sudah punya rencana akan mengkalengkan produk ikannya, ready to cook. Sekarang lagi digodok proyeknya. Kami tidak harus memiliki pabrik, tinggal kerja sama dengan pabrik pengalengan, akan di-launching tahun ini, kami tidak buat pabrik karena investasinya cukup mahal,” jelas Sigit.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor perikanan di Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai US$1,53 miliar atau naik 21,63 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pada periode tersebut, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama dengan nilai sebesar US$727,27 juta. Kemudian disusul Tiongkok sebesar US$214,39 juta, Jepang sebesar US$151,62 juta, ASEAN sebesar US$151,26 juta, dan Uni Eropa sebesar US$78,17 juta.

Dari sisi komoditas, Udang menjadi favorit dengan nilai sebesar US$621,92 juta atau 40,64 persen terhadap nilai ekspor total, disusul Tuna-Cakalang-Tongkol US$189,53 juta (12,39 persen), Rajungan-Kepiting US$172,56 juta (11,28 persen), Cumi-Sotong-Gurita US$154,53 juta (10,10 persen), Rumput Laut US$114,26 juta (7,47 persen), dan Tilapia US$14,86 juta (0,97 persen).

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

12 jam lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

3 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

3 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

3 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.  Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar. Tempo/Tony Hartawan
Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

3 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

3 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

3 hari lalu

Warga menggiling biji kopi Robusta  petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.


Demi Lobster Kawan Vietnam

4 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.