Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Analis Beberkan 6 Faktor yang Harus Diperhatikan untuk Kembangkan Potensi Energi Terbarukan

image-gnews
Kegiatan 21 dosen dari 7 politeknik negeri di Indonesia berkunjung ke tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang ada di Bali. Mereka menuju persiapan pembukaan program D4 Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan Bidang Solar, Hydro, dan Hybrid pada September 2022. (FOTO/RESD)
Kegiatan 21 dosen dari 7 politeknik negeri di Indonesia berkunjung ke tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang ada di Bali. Mereka menuju persiapan pembukaan program D4 Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan Bidang Solar, Hydro, dan Hybrid pada September 2022. (FOTO/RESD)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari Climate Policy Initiative Albertus Prabu Siagian mengungkap beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengembangkan potensi energi baru terbarukan (EBT). Ketika berbicara potensi EBT, menurut dia, kebanyakan orang langsung kepada berapa megawatt yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau pembangkit listrik tenaga angin (PLTA).

Namun ia menilai hal tersebut tidak cukup karena ada banyak aspek yang harus diperhatikan. Pertama, potensi geografi yang merupakan faktor alam. “Itu sifatnya enggak begitu banyak yang bisa kita lakukan. Indonesia di sini tidak bisa pindah ke lokasi lain di bumi,” ujar Albertus dalam diskusi daring bertajuk Merdeka dari Energi Fosil yang digelar pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Ia menjelaskan tiap provinsi memiliki keunikannya masing-masing soal potensi geografis. Secara keseluruhan, potensi EBT diestimasikan mencapai 443 gigawatt. Dari angka tersebut, 10 gigawatt di antarannya sudah digunakan sebagai kapasitas terpasang, 62 gigawatt lainnya secara teoritis dapat digunakan untuk menggantikan batu bara, gas, dan solar saat ini.

“Sisanya 371 gigawatt secara teoritis dapat digunakan untuk memperluas kapasitas terpasang Indonesia saat ini hingga 6 kali,” kata dia.

Kedua, seberapa besar labor readiness. Albertus menilai faktor itu juga penting untuk dilihat dalam pengembangan potensi EBT. Jangan sampai hanya karena potensi secara geografisnya besar tapi lupa dengan potensi sumber dana manusianya. “Apakah kita ready atau tidak.”

Ketiga, harus juga melihat manufaturing capacity, apakah Indonesia sanggup mengimbanginya atau tidak. Misalnya ketika ingin membuat EBT, bagaimana komponennya, dari mana asal komponennya, apakah inpor atau memproduksi sendiri, sanggup atau tidak.

“Terus bahan bakunya juga datang dari mana, misalkan kalau panel surya itu dari mana bahan bakunya,” tutur Albertus mempertanyakan.

Hal keempat yang harus diperhatikan adalah supporting infrastructure. Albertus mencontohkan, apakah transmisi dan distribusi dari EBT itu cukup. Ia menyarankan agar tidak asal membuat pembangkit listrik terbarukan yang terlalu banyak di daerah terpencil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Harus dipikirkan bagaimna menyambungkan listriknya ke pusat kota dan juga energy storage-nya juga harus dipikirkan,” kata Albertus. “Karena kan namanya juga terbarukan itu intermiten, kadang ada kadang enggak, misalkan angin atau matahari jadi harus bisa ditimbang untuk men-stabilitasi sistem.”

Kelima ada financing power, harus bisa melihat seberapa besar dan kuat potensi Indonesia untuk mendanai. Karena proyek-proyek EBT kebanyakan tipenya memiliki belanja modal (capex) yang besar, tapi  pengeluaran belanja operasionalnya (opex) kecil.

Ia lalu mencontohkan PLTS yang butuh modal besar tapi pengoperasiannya tidak sulit karena tidak berganti bahan bakar, cukup memantau matahari saja. “Nah ini artinya kita butuh jumlah dana yang besar di awal, bagaimana uang ini bisa datang, dari mana, bagaimana potensinya itu juga harus kita pikirkan,” tuturnya.

Faktor keenam yakni demand factor. Albertus menyatakan pengukuran seberapa besar potensi energi baru terbarukan di Indonesia sifatnya relatif terhadap seberapa besar permintaan atas energi tersebut. “Itu juga harus kita pikirkan."

Baca: Jokowi Bandingkan Harga Beras RI Rp 10 Ribuan dengan 4 Negara: Ini Harus Kita Pertahankan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

1 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 April 2024. Blair sebelumnya diminta Jokowi membantu mempromosikan IKN ke dunia internasional. Tony Blair menyebut pemerintah dapat melakukan promosi ke beberapa negara lain seperti pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), serta sejumlah perusahaan asing di kawasan Asia untuk berinvestasi di IKN. TEMPO/Subekti.
Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

Jokowi dan Tony Blair mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan hari ini.


Sukses Garap PLTS Bandara dan Tol, PTBA Jajaki PLTS Semen Padang hingga Timah

16 hari lalu

Warga melintas di bawah panel surya yang berada di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Irigasi Tanjung Raja yang dibangun melalui dana CSR PT Bukit Asam Tbk di Desa Tanjung Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Kamis 18 November 2021. PLTS yang memiliki kapasitas sebesar 16 kilowatt tersebut dipergunakan untuk menghidupkan pompa air yang menyalurkan air dari Sungai Enim ke lahan persawahan milik warga yang berjarak sekitar satu kilometer dengan ketinggian sekitar 30 meter. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sukses Garap PLTS Bandara dan Tol, PTBA Jajaki PLTS Semen Padang hingga Timah

PT Bukit Asam atau PTBA ingin memperluas bisnis di sektor penyediaan energi bersih.


Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

23 hari lalu

PT Pertamina International Shipping (PIS) per 1 Februari 2023 resmi memiliki kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) atau kapal tanker gas raksasa.
Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

Pertamina membentuk satgas pengawalan energi.


Energi Terbarukan dari PLTS Bikin Terminal Jatijajar Depok Hemat Listrik PLN 40 Persen

24 hari lalu

Area panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS di Terminal Bus Jatijajar Kota Depok, Selasa 26 Maret 2024. Tempo/Ricky Juliansyah
Energi Terbarukan dari PLTS Bikin Terminal Jatijajar Depok Hemat Listrik PLN 40 Persen

Terminal Bus Jatijajar Kota Depok menyatakan telah sejak Januari lalu memanfaatkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS.


8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

24 hari lalu

Ilustrasi isi kulkas. shutterstock.com
8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.


PLN Indonesia Power Bersama China Energy Kaji Pengembangan Energi Hijau

24 hari lalu

PLN Indonesia Power Bersama China Energy Kaji Pengembangan Energi Hijau

PLN terus menjalin sinergi dengan mitra nasional dan global untuk mengakselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) secara masif.


Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

26 hari lalu

Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

PT Pertamina (Persero) melangkah maju dengan strategi pertumbuhan ganda untuk mempertahankan kebutuhan energi nasional.


Universitas Gunadarma Bikin Perahu dan Sepeda Listrik Amfibi, Klaim Andal dan Menyenangkan

27 hari lalu

Ujicoba sepeda listrik amfibi kolaborasi Universitas Gunadarma (UG) dan Kartanagari Group di UG Technopark, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jumat, 22 Maret 2024. Foto : Humas Universitas Gunadarma
Universitas Gunadarma Bikin Perahu dan Sepeda Listrik Amfibi, Klaim Andal dan Menyenangkan

Universitas Gunadarma meluncurkannya di UG Technopark, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, bertepatan dengan Hari Air Sedunia pada 22 Maret 2024.


FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

28 hari lalu

Petugas memadamkan api yang membakar depot minyak di kota Shakhtarsk (Shakhtyorsk) dekat Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia, 27 Oktober 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia.


ITS Luncurkan PLTS Apung Laut Pertama, Diklaim Tahan Sapuan Gelombang

30 hari lalu

Purwarupa panel surya apung laut buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Dok. ITS)
ITS Luncurkan PLTS Apung Laut Pertama, Diklaim Tahan Sapuan Gelombang

ITS luncurkan purwarupa PLTS Apung Laut yang tahan terhadap terjangan gelombang. Peneliti siapkan proyek serupa dengan skala yang lebih besar.