TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan sejumlah strategi untuk mencapai target lifting minyak dan gas bumi atau lifting migas pada tahun 2023 mendatang. Ia yakin target itu bisa dicapai salah satunya dengan mengoptimalkan sumur minyak tua yang tren produksinya menurun.
“Ini akan kita upayakan,” ujar Arifin pada Konferensi Pers Nota Keuangan & RUU APBN 2023 yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kemenkeu pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Saat konferensi pers Arifin menyebutkan target lifting minyak bumi sebesar 680 ribu barel per hari dan gas bumi 1,05 juta barel per hari.
Sedangkan dalam buku Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 disebutkan target lifting dan minyak bumi masing-masing 660 barel per hari dan 1.050 barel per hari. Angka itu naik ketimbang outlook pada 2022 untuk lifting minyak dan gas bumi masing-masing 625 – 630 barel per hari dan 956 – 964 barel per hari.
Lebih jauh Arifin memaparkan bahwa produksi minyak masih sangat tergantung pada sumber-sumber sumur minyak yang sudah tua dan tren produksinya menurun. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa mengupayakan bagaimana menjaga level produksi dan mengambil kebijkana yang tepat.
“Kita sekarang mencoba untuk melakukan pengeboran yang lebih besar lebih dan banyak lagi. Terbukti di Blok Rokan sumur juga mulai ada peningkatan, yang tadinya tren menurun sekarang, sudah mulai meningkat,” tutur dia.
Untuk jangka panjang, kata dia, Kementerian ESDM harus mengupayakan untuk bisa mengeksplor kembali wilayah-wilyah yang masih memiliki potensi migas besar. Jadi sejak tahun 2012-2014 jumlah ekplorasi besar-besaran yang telah menghabiskan lebih dari US$ 2 miliar, ternyata tidak berhasil dan sejak dari itu tidak ada lagi ekplorasi baru.
Selanjutnya: Produksi lapangan di Jawa Timur dan Papua bakal digenjot.