TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani mengatakan terganggunya suplai pangan dan energi dunia akibat konflik geopolitik global harus menjadi pelajaran serius bagi Indonesia. Menurut Puan, Indonesia perlu mengurangi ekspor komoditas untuk meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan energi nasional.
"Perlahan kita (Indonesia) harus mulai mengurangi kecanduan ekspor komoditas," kata Puan dalam sambutan sebelum Pidato pembukaan masa persidangan pertama tahun sidang 2022-2023 pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Investasi di Indonesia, kata Puan, pun harus diarahkan untuk menguatkan industri nasional dan meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor. Dia mengatakan tren urbanisasi yang makin berkembang juga harus dimitigasi sejak dini.
Ihwal ketahanan pangan, menurut Puan, Indonesia terus mengalami degradasi tenaga kerja sektor pertanian dari tahun ke tahun. Alih fungsi lahan pertanian dan produktivitas tanaman pangan rakyat pun tidak cukup berkembang untuk menopang kemandirian pangan.
"Risiko kita mengalami defisit pangan akan jauh lebih besar," ujarnya.
Suplai pangan yang sebagian bertumpu pada impor, menurut dia, memberikan efek kerentanan yang serius bagi negara. Risiko terhadap kelangkaan stok dan kenaikan harga serta gejolak kurs mengharuskan Indonesia membayar efek ekonomi yang lebih mahal dari kebiasaan yang mengandalkan impor.
Di sisi lain Puan memperkirakan, ke depan, pembangunan nasional akan menghadapi berbagai tantangan berat. Di tengah pandemi yang sudah semakin terkendali, dunia kembali bertatapan pada peningkatan pelbagai risiko yang berpotensi menahan keberlanjutan pemulihan perekonomian global dan nasional.
"Lonjakan harga komoditas strategis kerentanan pangan, kerentanan energi dan peningkatan inflasi global serta ancaman stagflasi," ujarnya.
Ancaman tersebut akan berdampak besar bagi perekonomian nasional, khususnya dari segi fiskal dan moneter. Kondisi ini akan mempengaruhi investasi, daya beli masyarakat, kemampuan keuangan negara, serta pemulihan ekonomi nasional.
Selain menghadapi tantangan global, pembangunan nasional dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam negeri. Khususnya, pemulihan ekonomi nasional, penyelesaian sejumlah agenda pembangunan yang tertunda, serta berbagai permasalahan struktural dalam pembangunan.
HENDARTYO HANGGI
Baca: Jokowi Beberkan Penyebab RI Tak Impor Beras Konsumsi 3 Tahun Terakhir
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini