TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan mengumumkan harga referensi produk minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) periode 9–15 Agustus 2022 adalah US$ 872,27 per metrik ton (MT).
"Harga referensi tersebut menurun sebesar USD 743,56 atau 46,02 persen dari periode Juli 2022, yaitu sebesar US$ 1.615,83 per MT," kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Veri Anggrijono dalam keterangan resmi, Rabu, 10 Agustus 2022.
Penetapan harga itu tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1157 Tahun 2022 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Harga refrensi CPO juga tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1158 Tahun 2022 tentang Harga Patokan Ekspor dan Harga Referensi atas Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar periode bulan Agustus 2022.
Selain itu, tercatat juga dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1159 Tahun 2022 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto kurang atau sebesar 25 kilogram periode bulan Agustus 2022.
“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan dan sudah mulai mendekati threshold USD 750 per MT," kata Veri Anggrijono. Untuk itu, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$ 52 per MT untuk periode Agustus 2022.
BK CPO untuk Agustus 2022, tuturnya, merujuk pada Kolom 5 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123 PMK.010/2022 sebesar USD 52/MT. Nilai tersebut menurun dari BK CPO untuk periode Juli 2022.
Veri menjelaskan penurunan harga referensi CPO dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kebijakan pemerintah Indonesia berupa program flush-out (FO), peningkatan kuota ekspor, dan pungutan ekspor CPO sebesar nol persen yang berlaku sampai 31 Agustus 2022.
Kebijakan pemerintah tersebut, kata dia, membuat ekspor Indonesia meningkat sehingga pasokan CPO dunia semakin membaik. Pengaruh eksternal penurunan harga referensi CPO di antaranya kebijakan Malaysia yang menghentikan produksi CPO karena kekurangan pekerja.
Menurutnya, kebijakan Rusia untuk menurunkan pajak ekspor minyak bunga matahari atau sunflower oil juga ikut mempengaruhi penurunan harga CPO dunia.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca: Harga TBS, CPO dan Inti Sawit di Jambi Naik, Jadi Berapa?