TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengaku prihatin atas situasi terkini di Labuan Bajo, khususnya di Pulau Komodo. Menurut dia, demonstrasi yang terjadi akibat pemberlakuan tarif baru yang tinggi sebesar Rp 3,75 juta telah mengusik ketenangan daerah tujuan wisata komodo itu.
Duta pemenangan Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia 2012-2013 itu mengatakan Pulau Komodo saat ini sudah populer. Bahkan sudah menjadi destinasi favorit yang menyedot ribuan wisatawan. Dengan pemberlakuan tarif baru yang tinggi, maka akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisata ke Labuan Bajo.
"Yang terkena imbasnya adalah dunia wisata. Sementara pada sektor tersebut banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Sabtu, 6 Agustus 2022.
Akibatnya, kata dia, pelaku usaha perhotelan, kuliner, pelayaran, unit usaha usaha kecil masyarakat, hingga nelayan dan warga sekitar ikut terdampak. Selain itu, penerbangan yang sebelumnya ramai juga terancam kehilangan penumpang.
Karena itu ia mendorong pemerintah mengevaluasi kebijakan tarif Rp 3,75 juta. Jusuf Kalla mengusulkan penurunan tarif menjadi Rp 1 juta dan pengunjung dibatasi 500 orang per hari. "Jadi angka tersebut terukur dapat 500 juta tiap hari dan perbulan bisa Rp15 milyar. lebih pasti,” kata Jusuf Kalla.
Dengan demikian, ujarnya, masyarakat tetap mendapat penghasilan karena hotel, restoran, dan usaha lainnya masih bisa berjalan sehingga pariwisata Labuan Bajo bisa hidup kembali.
Jusuf Kalla berpendapat, wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo biasanya hanya datang sekali seumur hidupnya. Jadi yang terpenting bagi para pelancong adalah pengalaman melihat komodo, sehingga situasi tempat wisata harus memberikan ketenangan. "Kalau di daerah wisata tidak tenang, ramai aksi demo, maka wisatawan tidak akan datang,” ucap dia.
Taman Nasional Pulau Komodo resmi menjadi satu dari 7 Keajaiban Alam Dunia Baru atau New 7 Wonders of Nature, Jumat, 13 September 2013. Saat itu Jusuf Kalla didaulat sebagai Duta Komodo dan berkeliling kota mengampanyekan agar masyarakat Indonesia menyumbang suara memilih Taman Nasional Komodo omodo.
Pemerintah menaikkan tarif tiket masuk Taman Nasional Komodo, khususnya di Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp 3,7 juta per orang. Tarif baru yang nyaris dua kali lipat upah minimum provinsi NTT itu mulai berlaku sejak Senin, 1 Agustus 2022.
Saat tarif baru diberlakukan, masyarakat menggelar demonstrasi hingga tiga orang ditangkap oleh kepolisian. Dalih pemerintah, kenaikan harga bertujuan untuk konservasi dan pengembangan pariwisata. Namun sejumlah kritik muncul dari aktivis lingkungan hingga pegiat pariwisata.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca: Marak PMK, Jusuf Kalla Minta Semua Hewan Kurban Diperiksa Kesehatannya Secara Ketat