TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Margo Yuwono mengatakan kebijakan subsidi dan bantuan sosial, serta pengekangan suku bunga, cukup efektif mengendalikan inflasi domestik, menjaga daya beli masyarakat dan memastikan kondisi dunia usaha tetap kondusif.
"Pemerintah melakukan kebijakan subsidi, subsidi energi khususnya untuk menahan harga-harga yang bisa meredam inflasi kita. Inflasi tumbuh moderat menggambarkan daya beli terjaga," kata Margo daam konferensi pers virtual pada Jumat, 5 Agustus 2022.
Dia melihat dari kebijakan fiskal dengan memberikan subsidi, khususnya energi dan Bansos untuk kelompok bawah, bisa meningkatkan daya beli.
Indikator yang memperlihatkan daya beli masyarakat itu masih tumbuh, kata dia, adalah dengan memperhatikan perkembangan inflasi, khususnya inflasi inti. Di mana, kata dia inflasi inti masih terjaga, meski ada kenaikan.
"Dan kalau kenaikkannya masih moderat itu menggambarkan bahwa daya beli semakin baik. Karena itu inflasi itu masih mencapai 2,63 persen akhir bulan lalu," ujar dia.
BPS mencatat pada Triwulan 2-2022 (y-on-y), konsumsi Rumah Tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi, yakni sebesar 2,92 persen.
Sedangkan dari kebijakan moneter, kata dia, Indonesia tidak mengikuti kebijakan berbagai negara lain seperti Amerika. Saat ini Bank Indonesia masih memberikan acuan suku bunga 3,5 persen.
Hal itu, kata Margo juga memberikan situasi kondusif bagi pelaku usaha, sehingga seluruh aktifitas ekonomi masih berjalan bagus.
"Jadi dari dorongan konsumsi dan berbagai kebijakan tadi ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,44 persen di triwulan II 2022," kata dia.
HENDARTYO HANGGI
Baca: BPS: Pertumbuhan Ekonomi 5,44 Persen di Triwulan II 2022